TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan selaiknya subsidi bahan bakar minyak dialihkan kepada sektor yang lebih produktif. Dalam Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2015, belanja subsidi lebih besar ketimbang belanja Kementerian/Lembaga.
"Harusnya subsidi BBM bisa dialihkan untuk membangun insfrastruktur," kata Bambang dalam acara Rapat Koordinasi Nasional Kabinet Kerja di Kementerian Dalam kantor Negri, Selasa 4 November 2014. Turut dalam rapat tersebut seluruh gubernur, Kepala Kepolisian Daerah, dan beberapa menteri. (Baca: Politikus NasDem Ini Ngotot Harga BBM Harus Naik )
APBN 2015 senilai Rp 2.039,5 triliun itu terdiri atas belanja pemerintah pusat Rp 1.392,4 triliun. Selain itu ada dana transfer ke daerah serta dana desa sebesar Rp 647 triliun. Belanja pemerintah pusat terdiri dari belanja Kementerian/Lembaga sebesar Rp 601,1 triliun. Sedangkan, belanja non Kementerian/Lembaga sebesar Rp 791,4 triliun. Pemerintah ingin agar ada anggaran pagu belanja non Kementerian yang didominasi subsidi, khsususnya BBM, dialihkan ke belanja infrastruktur. "Seperti membangun irigasi," kata Bambang.
APBN juga menargetkan lifting sebesar 900 ribu barel per hari. Bambang mengingatkan bahwa Indonesia kini Bukan negara kaya minyak. "Kita kaya minyak saat masih anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries (organisasi negara pengekspor minyak)," kata Bambang. "Dan konsumsi minyak kita belum sebanyak skrg."
Katanya, Indonesia sekarang adalah nett importir. Yakni negara yang mengekspor juga mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. "Begitu lifting minyak kita di bawah 900 ribu kita akan impor," kata Bambang, yang memprediksi sepuluh tahun lagi Indonesia bakal menjadi negara total impor. Bambang mengimbau agar rakyat mengubah pola konsumsi energi. "Harus konvergensi dari minyak ke gas."
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan hal yang paling jelek dari pemberian subsidi BBM adalah masalah penyelundupan. JK menerima laporan bahwa subsidi nelayan naik tiga kali lipat namun impor ikan malah naik. "Artinya, banyak nelayan menjual solar subsidi, daripada untuk menangkap ikan."
MUHAMMAD MUHYIDDIN
Berita Terpopuler
Anak Menteri Susi Balas Cuitan Putra Jokowi
Ahok Pernah Diperas oleh @TrioMacan2000
Proyek Jembatan Selat Sunda Dihentikan