TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti ngedumel perihal pengelolaan sektor kelautan di Indonesia, yang dia anggap bodoh. Dalam laman Facebook miliknya, Susi mengungkapkan kelicikan pihak asing dan kebodohan pemerintah Indonesia dalam mengelolah sumber daya perairan Nusantara.
Menurut Susi, salah satu kebodohan Indonesia terjadi pada 2004, saat Amerika Serikat mengeluarkan kebijakan tariff barrier atau proteks tarif berupa dumping produk laut terhadap lima negara, antara lain Cina, Thailand, dan Vietnam. Susi mengatakan momentum itu seharusnya bisa dimanfaatkan Indonesia untuk merebut pasar asing. (Baca: Dituding Antek Asing, Begini Kata Menteri Susi).
Namun, kenyataannya, Cina malah memanfaatkan Indonesia sebagai negara transhipment atau perantara. Dengan pemanfaatan itu, Susi mengatakan, hasil laut Cina dibawa ke Indonesia kemudian diberi identitas Indonesia sebelum dikirim ke Amerika untuk mendapatkan pembebasan tarif. (Baca: Menteri Susi Bakal Larang Alih Muatan Barang di Laut).
"Kita sekarang harus mulai buka-bukaan rahasia umum, jangan tabu dibicarakan. Kita tidak bisa selesaikan masalah. Mimpi saya saat itu (2004), KKP (Kementerian Kelautan dan Perikanan) merevitalisasi seluruh pertambakan kita. Harga kita harusnya dua kali lipat. Tetapi kita hanya jadi transhipment mereka. Barang Cina masuk Amerika pakai bendera Indonesia," kata Susi, Sabtu, 22 November 2014. (Baca: Menteri Susi Tangkap 435 WNA Ilegal di Berau).
Susi mengatakan pengusaha dan pemerintah saat itu sudah terbuai oleh iming-iming keuntungan sebagai negara transhipment. Seharusnya, kata Susi, pemerintah bisa memaksa Cina menanamkan modal dengan cara membangun tambak atau dalam bentuk lain di Indonesia bila mereka ingin melakukan ekspor tanpa terkena tarif.
"Cina itu dumpingnya 110 persen, Vietnam 90 persen dikenakan. Harusnya paksa Cina buat tambak di Indonesia. Ini yang mestinya kita sadari. Rahasia umum, kok, dibicarakan di belakang," ujar Susi.
TRI SUSANTO SETIAWAN
Berita Terpopuler
Kaesang Sebut Hotel Supri, Sopir Singapura Bingung
Alasan Pekerja Seks Sarkem Rajin ke Gunung Kemukus
Ahok 'Tebus Dosa' ke Ridwan Kamil Rp 125 Juta