Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisah Penindasan Tawanan di Kamp Nazi

Editor

Rini Kustiani

image-gnews
Gerbang utama dari bekas kamp konsentrasi di Dachau, Jerman, terlihat tanpa pintu bertuliskan slogan Nazi
Gerbang utama dari bekas kamp konsentrasi di Dachau, Jerman, terlihat tanpa pintu bertuliskan slogan Nazi "Arbeit macht frei" yang dicuri, Senin 3 November 2014. REUTERS/Michael Dalder
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Parlindoengan Loebis (1910-1994) seorang dokter, dalam otobiografinya, Orang Indonesia di Kamp Konsentrasi Nazi, bercerita soal kengerian yang dirasakan selama dalam masa penahanan. Ketua Perhimpoenan Indonesia Belanda periode 1936-1940 ini diciduk tentara Nazi pada akhir Juni 1941. Di era itu, Perhimpunan Indonesia di Belanda gencar melawan fasisme Jerman. (Baca: Baru Dua Bulan Menikah, Pria Ini Diciduk Nazi)

Sejak itu lelaki berdarah Batak itu harus meringkuk di empat kamp konsentrasi Nazi selama empat tahun: Kamp Schoorl dan Amersfoort di Belanda, serta Buchenwald dan Sachsenhausen di Jerman. Majalah Tempo pada September 2006 menuliskan kehidupan Parlindoengan di kamp Buchenwald. (Baca: Sel Kamp Nazi dan Lubang Busuk)

Hampir setiap pekan puluhan tawanan mati akibat sakit dan kelaparan di kamp konsentrasi Buchenwald. Sejak menampung tawanan pada 1937 hingga 1945, lebih dari 56 ribu korban menemui ajal di kamp konsentrasi yang terletak di pinggiran Kota Wiemar itu. (Baca: Kamp Konsentrasi Nazi, Menebar Kengerian di Eropa)

Buchenwald merupakan satu di antara kamp konsentrasi utama di Jerman. Sejak 1933 Nazi mulai membangun kamp-kamp konsentrasi kecil, sebagian besar terletak di sekitar Berlin. Tempat yang digunakan adalah bekas tangsi militer, pabrik yang sudah ditinggalkan, bekas gudang, dan bekas istana kuno. Puluhan kamp itu digunakan Nazi untuk menyekap lawan-lawan politiknya. Khususnya orang komunis, juga yang dicap komunis. (Baca: Dokter Indonesia Ini Diciduk oleh Tentara Nazi)

Sekitar 1.400 tawanan yang didatangkan dari beberapa kamp konsentrasi di Jerman dikerahkan untuk membuka hutan. Mereka kemudian membangun barak-barak dari kayu dan batu bata berwarna kelabu. Kamp yang terdiri dari 174 sub-kamp itu dikelilingi pagar kawat berduri beraliran listrik tegangan tinggi. Juga ada menara pengintai yang dijaga tentara SS (Schutz Staffel), pasukan khusus Nazi. (Baca: Hitler Ubah Kumis, Ini alasannya)

Hari-hari di kamp Buchenwald dilewati para tawanan dengan kerja paksa. Sepanjang 16-18 jam per hari mereka sebagian besar dipekerjakan di pabrik dan pertambangan. Sisanya bekerja memecah batu-batu dari gunung di sekitar kamp. Pagi-pagi buta mereka digiring ke tempat kerja paksa dan kembali larut malam. (Baca: Hitler Ternyata Gemar Jeroan Burung Dara)

Dengan pekerjaan seberat itu, para tawanan hanya mendapat jatah makanan sangat minim. "Pagi-pagi dapat roti kurang-lebih 400 gram, bubur dan kopi pakai gula kurang-lebih 400 cc. Kopi yang diberikan itu sebenarnya bukan kopi, melainkan dibuat dari sejenis padi," tulis Parlindoengan dalam otobiografinya. (Baca: Kapal Selam Pertama TNI Bukan dari Jerman Tapi Soviet)

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Siang sekitar pukul 11.00, mereka mendapat sup dengan satu atau dua kentang di dalamnya. Dan malam sehabis kerja hanya mendapat kopi. Terkadang dapat juga margarin dan selai kurang-lebih 120 gram. (Baca: Tahanan Nazi Asal Indonesia: Bangkai Jadi Rebutan)

Pada 1944, sebagian kamp Buchenwald hancur ketika pasukan Sekutu membombardir dari udara. Kini sebagian besar bangunan kamp konsentrasi itu telah rata tanah. Yang masih tersisa beberapa bangunan sebagai ruang koleksi peninggalan. Kamp konsentrasi Buchenwald kini telah menjadi objek wisata sejarah. (Baca juga: Kapal Selam Jerman Bawa Penumpang Ningrat Eropa)

TIM TEMPO

Topik terhangat:

Kapal Selam Jerman | Kasus Munir | Rekening Gendut Kepala Daerah | Perpu Pilkada

Berita terpopuler lainnya:
Inikah Transaksi Rekening Gendut Foke? 
Beri Jalan ke Jokowi, Sultan Yogya Dipuji Habis 
Refly dan Todung Seleksi Hakim MK, Jokowi Diprotes 
Cerita Ahok Saat Kaca Spionnya Dicoleng

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Sebut Netanyahu 'Nazi' Masa Kini, Erdogan: Turki Tegas Dukung Hamas

47 hari lalu

Presiden Turki Tayyip Erdogan menghadiri konferensi pers dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz (tidak dalam gambar) di Kanselir di Berlin, Jerman, 17 November 2023. REUTERS/Liesa Johannssen
Sebut Netanyahu 'Nazi' Masa Kini, Erdogan: Turki Tegas Dukung Hamas

Erdogan telah menyebut Israel sebagai "negara teroris" dan menuduhnya melakukan "genosida" di Gaza.


Turki Tahan 33 Orang Diduga Mata-Mata Mossad Israel

2 Januari 2024

Kartu pengenal agen Mossad [VK.COM/MOSSADOFFICIAL via Sputnik]
Turki Tahan 33 Orang Diduga Mata-Mata Mossad Israel

Turki pada Selasa 2 Januari 2024 menahan 33 orang yang dicurigai menjadi mata-mata badan intelijen Mossad Israel


Media Sosial X Gugat Media Matters Soal Iklan Dekat Postingan Puja Hitler & Nazi

21 November 2023

CEO SpaceX dan Tesla, dan Pemilik Twitter, Elon Musk. REUTERS/Gonzalo Fuentes
Media Sosial X Gugat Media Matters Soal Iklan Dekat Postingan Puja Hitler & Nazi

Media sosial X menggugat Media Matters setelah laporan tentang iklan di samping konten antisemit.


Iklan IBM, Apple & Oracle di X Musk Ditempatkan di Samping Konten Hitler & Nazi

17 November 2023

Seorang pria berdiri di dekat logo IBM di Mobile World Congress di Barcelona, Spanyol, Senin, 25, Februari 2019. Kredit: ANTARA/REUTERS/Sergio Perez/am.
Iklan IBM, Apple & Oracle di X Musk Ditempatkan di Samping Konten Hitler & Nazi

IBM menangguhkan iklan di X setelah iklan perusahaan muncul di samping konten pro-Nazi.


5 Penjahat Perang Terkejam Di Dunia, Begini Kekejaman Mereka

18 Oktober 2023

Slobodan Milosevic [Strategic Culture Foundation]
5 Penjahat Perang Terkejam Di Dunia, Begini Kekejaman Mereka

Penjahat perang diadili oleh pengadilan internasional dan mendapat hukuman seperti penjara seumur hidup ataupun hukuman mati.


Kematian karena Sianida, dari Adolf Hitler sampai Pemuja Sekte

15 Oktober 2023

Rudolf Hess (depan tengah) bersama Adolf Hitler dan petinggi Nazi lain. [4rs.neocities.org]
Kematian karena Sianida, dari Adolf Hitler sampai Pemuja Sekte

Sianida kerap menimbulkan drama dalam kehidupan manusia, begini kisahnya sejak perang dunia


Profil Mossad, Badan Intelijen Israel yang Dianggap Kecolongan Serangan Kilat Hamas

13 Oktober 2023

Kartu pengenal agen Mossad [VK.COM/MOSSADOFFICIAL via Sputnik]
Profil Mossad, Badan Intelijen Israel yang Dianggap Kecolongan Serangan Kilat Hamas

Mossad atau Mossad Merkazi le-Modiin ule-Tafkidim Meyuhadim adalah salah satu dari tiga badan intelijen utama Israel


Kanada untuk Pertama Kali Memilih Ketua DPR Berkulit Hitam

4 Oktober 2023

Ketua yang baru terpilih Greg Fergus di House of Commons di Parliament Hill di Ottawa, Ontario, Kanada 3 Oktober 2023. REUTERS/Blair Gable
Kanada untuk Pertama Kali Memilih Ketua DPR Berkulit Hitam

Ketua DPR Kanada sebelumnya mengundurkan diri karena menyebut veteran perang Nazi sebagai pahlawan.


Rusia Kecam Kanada atas Sebutan Pahlawan untuk Mantan Tentara Nazi

26 September 2023

Anggota Parlemen Liberal Anthony Rota berbicara setelah terpilih kembali sebagai Ketua House of Commons di Parliament Hill di Ottawa, Ontario, Kanada 22 November 2021. REUTERS/Blair Gabl
Rusia Kecam Kanada atas Sebutan Pahlawan untuk Mantan Tentara Nazi

Ketua Parlemen Kanada memperkenalkan seorang veteran Nazi dari Ukraina yang bertugas di satu unit Hitler selama Perang Dunia II sebagai pahlawan.


Nyanyikan Lagu Nazi di Pertandingan Alexander Zverev, Seorang Penonton Diusir dari US Open 2023

5 September 2023

Alexander Zverev
Nyanyikan Lagu Nazi di Pertandingan Alexander Zverev, Seorang Penonton Diusir dari US Open 2023

Alexander Zverev lolos ke perempat final US Open 2023 dan akan menghadapi Carlos Alcaraz.