TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengatakan saat ini masih ada sepuluh juta kepala keluarga yang belum mendapat akses listrik. Hal ini didasarkan pada penghitungan angka rasio elektrifikasi atau jumlah rumah tangga yang telah mendapatkan akses listrik pada akhir 2014 yang mencapai 84,12 persen.
“Rasio elektrifikasi paling rendah di Papua, sebesar 43,17 persen, karena luas dan jaraknya jauh-jauh,” ujar Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jarman, dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi Energi DPR di Jakarta, Rabu, 21 Januari 2015. (Baca: Jokowi-JK Jamin Elektrifikasi Bakal 99 Persen.)
Jarman mengungkapkan, sepanjang tahun 2014, rasio elektrifikasi meningkat sekitar 3,5 persen dari realisasi rasio elektrifikasi 80,5 persen pada akhir 2013. Peningkatan ini didorong oleh bantuan pemasangan instalasi gratis yang didanai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
Rasio elektrifikasi juga meningkat karena perluasan jaringan listrik melalui program Listrik Perdesaan. Pemerintah menganggarkan Rp 2,3 triliun untuk membangun jaringan Listrik Perdesaan sepanjang 2014. Tahun ini, anggaran program dinaikkan menjadi Rp 2,5 triliun dalam APBN 2015. (Baca: Golongan Listrik Ini Tak Disubsidi per 1 Januari.)
Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional menargetkan rasio elektrifikasi pada 2015 sebesar 85,18 persen. Sedangkan rasio elektrifikasi ditargetkan 99 persen pada 2020, sehingga rasio bisa tumbuh 3 persen tiap tahun.
Saat ini, 28 provinsi telah memiliki rasio elektrifikasi di atas 70 persen. Sebanyak empat provinsi, yaitu Kalimantan Tengah, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Sulawesi Tenggara, memiliki rasio elektrifikasi pada kisaran 50-70 persen. Provinsi Papua menjadi satu-satunya provinsi yang memiliki rasio elektrifikasi di bawah 50 persen. (Baca: PLN Berlakukan Tarif Baru 1 Januari 2015.)
BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE
Berita terpopuler:
Membandingkan Bob Sadino dengan Mario Teguh
QZ8501: Naik Cepat, Jatuh, dan Ucapan Allahu Akbar
Nelayan Adukan Cuitan Menteri Susi ke DPR