TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia tidak terlalu gusar dengan prediksi International Monetary Fund yang menyebutkan ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh 5 persen. Prediksi IMF itu jauh di bawah proyeksi yang ditetapkan Bank Indonesia dan pemerintah. "Sudah biasa kalau prediksi mereka lebih rendah daripada prediksi kita," ujar Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo di kantornya, Jumat, 30 Januari 2015.
Sejauh ini, Bank Indonesia mempunyai proyeksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4-5,8 persen. Adapun pemerintah memasang target pertumbuhan ekonomi mencapai 5,7 persen dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan 2015. "Dan menurut saya, itu bisa dicapai," tutur Agus.
Menurut Agus, harus ada upaya besar agar tingkat pertumbuhan ekonomi bisa sesuai dengan target. Agung mendukung upaya reformasi struktural yang dijalankan pemerintahan Presiden Joko Widodo. Ia mencontohkan, kebijakan harga bahan bakar minyak dan perizinan investasi melalui Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP).
Namun, menurut Agus, langkah struktural itu harus ditindaklanjuti dengan kebijakan fiskal yang menyangkut anggaran belanja. Pemerintah, kata dia, harus memutuskan kepastian ruang fiskal yang tersedia untuk disalurkan ke pembangunan infrastruktur.
Selain itu, pemerintah masih memiliki tantangan dalam menghadapi penurunan harga minyak yang berdampak langsung pada penerimaan negara. "Semua ini harus dikawal agar memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi," ujar Agus.
ANDI RUSLI