TEMPO.CO, Makassar - Kepala Badan Keluarga Berencana (BKB) Kota Makassar Daniel Pakambangan mengatakan tahun ini Pemerintah Kota Makassar menargetkan bisa menekan angka kelahiran bayi sebanyak 25 ribu jiwa. Program ini bisa menghemat Rp 15 miliar dari anggaran daerah. "Kami berfokus ke masyarakat prasejahtera yang bermukim di lorong-lorong," kata Daniel kepada Tempo, Rabu, 8 April 2014.
Pada 2013, BKB Makassar berhasil mencegah 21.888 kelahiran, dan pada 2014 sebanyak 23 ribu kelahiran. "Jika diuangkan, pemerintah hemat Rp 10 miliar," kata Daniel. Penghematan ini berasal dari pengurangan anggaran persalinan Rp 300 ribu per kelahiran, biaya kartu keluarga gratis, akta kelahiran gratis Rp 10 ribu, dan biaya pendidikan gratis seperti dana BOS sebesar Rp 300 ribu per siswa.
Daniel mengatakan, jika semua bayi ini lahir pada 2013 dan 2014, Makassar harus membentuk satu kecamatan baru. Menurut Daniel, banyaknya warga miskin yang tidak mengikuti program KB karena mereka tidak menganggap itu penting. Sebaliknya, mereka menilai banyak anak adalah modal, tidak perlu perhatikan pendidikan dan makanannya. "Setelah besar, anaknya disuruh kerja bantu orang tua."
Menurut Daniel, angka kelahiran di Kota Makassar dengan populasi 1,67 juta jiwa termasuk terbaik secara nasional lantaran berada pada angka 2,0. Sedangkan angka kelahiran rata-rata nasional masih 2,6. Jumlah kepala keluarga di Makassar sebanyak 2.675 dengan jumlah pasangan usia subur berkeluarga sebanyak 17.479. Sedangkan peserta KB sebanyak 122.029 atau sudah 69 persen.
Secara kuantitas, ujar Daniel, persentase ini sudah paling tinggi karena jumlahnya tidak boleh lebih dari 70 persen. Pemerintah kini mendorong penggunaan KB, dari target jangka pendek hingga jangka panjang. Dari sebelumnya menggunakan pil, kondom, dan suntikan, menjadi penggunaan spiral, implan, atau susuk. "KB jangka pendek harus digunakan tiap hari, sementara yang jangka panjang cukup sekali bisa bertahan 3-5 tahun."
Daniel menegaskan deretan statistik yang positif itu menjadi bukti kesadaran masyarakat sudah baik, tapi prestasi tersebut harus terus dipertahankan. Untuk menyukseskan program KB di lorong-lorong, kata Daniel, BKB sudah menggandeng kelurahan untuk membentuk lorong KB percontohan di 143 kelurahan. "Dari satu kelurahan ini diharapkan kesadaran untuk KB bisa menular," kata Daniel.
MUHAMMAD YUNUS