TEMPO.CO, Milan -Menteri Perdagangan Rachmat Gobel berhasil meyakinkan Italia untuk meningkatkan perdagangan dan investasi di Indonesia. Di sela pembukaan World Expo Milano (WEM) 2015 di Milan, ia sempat membicarakan hal ini dengan Menteri Pembangunan Ekonomi Italia Frederica Guidi.
“Kami harap Italia menjadikan Indonesia sebagai basis produksi global bagi industri fashion dan kulit,” kata dia melalui release pers bertanggal Senin, 4 Mei 2015. Pada pertemuan itu, Italia menganggap Indonesia memegang peran strategis ekonomi perdagangan, dan investasi di wilayah regional ASEAN maupun multilateral.
Milan selama ini dikenal sebagai kota fashion, yang mendunia karena desain dan produk kulitnya. Untuk mencapai target Indonesia sebagai basis produksi, investasi perlu dilakukan pada industri hilir dengan nilai tambah, padat karya, dan berorientasi pada ekspor.
Menteri Frederica menyambut baik ide ini. Ia berjanji akan membangun kerja sama di bidang desain dan pengembangan UKM. “Kami akan mengadakan kerja sama pelatihan penyamakan kulit di Indonesia,” kata dia.
Perdana Menteri Italia Matteo Renzi pun dijadwalkan akan berkunjung ke Tanah Air pada awal September mendatang. Kunjungan ini, menurut Frederica, merupakan bentuk komitmen Italia untuk kerja sama dengan Indonesia.
Data Kementerian Perdagangan mencatat ekspor Indonesia ke Italia pada 2014 lalu mencapai US$ 2,2 milyar. Sedangkan pada periode Januari-Februari 2015, baru tercatat sebesar US$ 346 juta dengan komoditas antara lain minyak nabati dan hewani, kopi, teh, alas kaki, dan produk rajitan.
Sementara impor Indonesia dari Italia pada 2014 tercatat sebesar US$ 1,7 milyar. Nilai impor pada dua bulan awal 2015 pun sebesar US$ 281 juta, di mana masih ada surplus di neraca perdagangan. Komoditas yang banyak diimpor antara lain mesin, logam, peralatan listrik, plastik, dan produk kimia.
URSULA FLORENE SONIA