TEMPO.CO, Bandung - Pemerintah Kota Bandung mengaku kesulitan menertibkan pedagang kaki lima yang membandel. Wakil Wali Kota Bandung sekaligus Ketua Satuan Tugas Khusus (Satgasus) penanganan PKL, Oded M Danial menambahkan, Pemerintah Kota Bandung sudah merelokasi sejumlah pedagang ke bekas basement pertokoan Kings. Namun mereka tetap kembali berjualan di lokasi yang termasuk zona merah atau terlarang. "Kami sudah pindahkan ke basement. Kemudian yang makanan masuk ke gang Kebumen," tuturnya.
Oded menambahkan, PKL yang saat ini ada di Jalan Dalem Kaum adalah PKL baru yang kebanyakan datang dari luar kota Bandung. "Yang datang baru lagi itu yang repot," katanya.
Oded pun akan memerintahkan kepada Satpol PP Kota Bandung agar bertindak lebih tegas. Dia mengatakan mustahil mengadopsi penertiban pedagang dengan cara tegas seperti yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. "Kami ingin menata Kota Bandung dari sisi PKL dengan cara-cara manusiawi. Bisa aja dengan cara Ahok, tapi ini kan di Sunda," ujarnya.
Tujuh bulan sudah sejak perhelatan Peringatan 50 tahun Konferensi Asia Afrika digelar, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, direnovasi menjadi lebih menarik. Jalan yang dulunya aspal kini berubah menjadi beton berpola dengan hiasan lampu klasik cantik berjajar di trotoar.
Namun demikian, jalan ini bak sebuah magnet yang menarik untuk dikunjungi. Meski sudah ditetapkan sebagai zona merah alias terlarang untuk berjualan emperan, trotoar Jalan Dalem Kaum tetap saja dipadati oleh para pedagang kaki lima (PKL).
Contohnya adalah Isum, 60 tahun, wanita tua yang tinggal di Jalan Pagarsih ini nekat berjualan buku bacaan anak-anak di pelataran depan sebuah toko sepatu di Jalan Dalem Kaum. Dia tetap nekat meski sudah dua kali diciduk oleh petugas Satpol PP saat dilakukan razia.
"Saya 3 tahun dagang disini. Ada dua kali diangkut. Tapi karena modal saya kecil, ya dikembalikan lagi," kata Isum saat ditemui Tempo, Rabu, 18 November 2015.
Isum tidak pernah kapok. Setelah barang-barangnya dipulangkan oleh Satpol PP, Isum kembali ke Jalan Dalem Kaum untuk berjualan. Padahal, keuntungan yang didapat sebenarnya tidak seberapa. Isum mengatakan, pada hari-hari biasa seringkali jualannya tidak ada yang membeli. "Ya paling besar dapat Rp. 100.000. Itu juga kalau hari Sabtu Minggu," tuturnya.
Isum mengaku pernah pindah berjualan, keluar dari Jalan Dalem Kaum, tapi ternyata pendapatannya jauh menurun. Akhirnya dengan segala risiko, dia kembali berjualan di zona merah. "Yah, mau gimana lagi. Alhamdulillah sekarang lagi sepi razia," tuturnya.
Tidak hanya satu dua PKL yang nekat berjualan di Jalan Dalem Kaum. Dari pengamatan Tempo, di sepanjang jalan terdapat ratusan pedagang yang menggelar dagangannya di trotoar jalan. Padahal, masih di jalan yang sama, terdapat markas Satpol PP Kota Bandung. Beberapa petugas pun terlihat hilir mudik di sepanjang jalur bebas PKL tersebut.
Di depan markas Satpol PP juga terbentang spanduk bertuliskan 'Kami warga masyarakat Kelurahan Balonggede Kecamatan Regol mendukung program Wali Kota Bandung untuk Jalan Dalem Kaum dan Gang Kaum steril dari pedagang kaki lima dan parkiran'.
Kepala Bidang Ketertiban Umum dan Ketentraman Masyarakat (Tibum Ranmas) Satpol PP Kota Bandung, Memet Rahmat Nur mengatakan, penertiban PKL di Jalan Dalem Kaum sudah sering dilakukan. "Sehari bisa 2 sampai 3 kali," kata Memet.
Memet menolak dikatakan mengalami kesulitan dalam menertibkan PKL Jalan Dalem Kaum. Menurut dia, PKL dan petugas Satpol PP seperti bermain kucing-kucingan.
"Mereka kucing-kucingan terus. Di sikat muncul lagi. Ada petugas, kosong. Pas petugas istirahat mereka muncul lagi," tuturnya.
PUTRA PRIMA PERDANA