TEMPO.CO, Jakarta - Dyah Umiyarti Purnamanigrum, pegawai Kementerian Perhubungan yang meninggal saat mengikuti pendidikan dan pelatihan di Puslatpur TNI AL Grati, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, pada Selasa, 17 November 2015, diduga mengalami pembengkakan jaringan paru yang bersifat mendadak.
"Dalam bahasa medisnya ALO (Acute Lung Oedema)," kata Kepala Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Grati, Kabupaten Pasuruan, dr Eko S. Machfur, saat ditemui Tempo di kantornya, Rabu, 18 November 2015.
Menurut Eko, ALO yang dialami Dyah dipicu oleh dua kemungkinan. Pertama, karena sirkulasi jantung tidak berfungsi normal atau karena dipicu obesitas. "Bisa saja serangan mendadak atau karena kondisi tubuhnya tidak normal (sehat)," ujarnya.
Namun Eko tidak berani memastikan karena harus melihat hasil visum terlebih dahulu. "Hasil visumnya kemarin bagaimana, saya tidak tahu," katanya sembari menjelaskan bahwa Dyah dibawa ke Puskesmas Grati sudah dalam keadaan tidak sadar (mengorok) atau snoring.
Eko menjelaskan, Dyah dibawa ke Puskesmas Grati sekitar pukul 07.30 menggunakan ambulans milik Puslatpur yang tidak dilengkapi tabung oksigen. "Sesampai di puskesmas, pasien langsung diberikan pertolongan pertama," ujarnya.
Di puskesmas, Dyah sempat dirawat selama sekitar dua jam sebelum kemudian dinyatakan meninggal pada pukul 09.35. "Dokter sempat memberikan rekomendasi dirujuk ke RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan," ujarnya.
Namun pada waktu yang bersamaan, dua ambulans milik Puskesmas Grati sedang digunakan untuk pasien lain. "Saat akan dirujuk menggunakan ambulans Puslatpur dengan bantuan tabung oksigen milik puskesmas, nyawa Dyah sudah tidak terselamatkan."
Tempo yang mencoba meminta konfirmasi dari pejabat di Puslatpur Grati tidak diperkenankan masuk kompleks militer tersebut. "Mohon maaf, kami diperintahkan sementara oleh atasan tidak boleh menerima tamu," kata personel penjaga pos Puslatpur. Meski begitu, personel itu memberi tahu bahwa hingga kini diklat masih berlangsung.
NUR HADI