TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Edward Technology Warsito Purwo Taruno menyayangkan surat dari Kementerian Kesehatan yang berisi permintaan penghentian riset Electrical Capacitance Volume Tomography (ECVT), sistem pemindai berbasis medan listrik statis yang diaplikasikan di bidang industri dan medis. "Kami seperti anak yang diusir bapak," ucap Warsito saat dihubungi Tempo, Jakarta, Selasa, 1 November 2015.
Warsito mengatakan penelitian ini sebenarnya telah dilakukan sejak 2003. Pada 2012, Kementerian Kesehatan sepakat memfasilitasi penelitian ini dengan mengeluarkan perjanjian kerja sama. Ini merupakan perjanjian kerja sama yang mengatur lebih detail antara PT Edward Teknologi dan pusat penelitian di bawah koordinasi Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.
Surat kerja sama ini tak kunjung dikeluarkan. Dengan dana seadanya, penelitian ini tetap berjalan. Pada 2013, sebuah disertasi yang dikeluarkan Universitas Airlangga membuktikan riset ini secara ilmiah.
Namun surat yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan baru-baru ini justru menyatakan riset ini dianggap tidak dilakukan dengan prosedur yang ilmiah dan diminta ditutup. "Kenapa enggak dilakukan sejak awal sebelum penelitian ilmiah dilakukan," ujar Warsito.
Padahal penelitian ini telah memperoleh penghargaan B.J. Habibie Technology Award 2015 dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi pada Kamis, 20 Agustus 2015. Doktor lulusan Jurusan Teknik Elektro Shizuoka University, Jepang, itu dinilai telah melahirkan inovasi ECVT yang bisa dibuat dalam bentuk helm untuk kepala dan cup untuk payudara.
Hasil riset ini sudah dipesan sekitar sepuluh ribu konsumen. Sebagian besar memang berasal dari Indonesia. Namun 2-3 persen pemesan berasal dari luar negeri.
Warsito menuturkan apa yang dilakukannya hanyalah sebuah riset untuk kepentingan masyarakat. Ia mengembalikan keputusan kepada pemerintah. Namun ia menyayangkan apa yang dilakukan Kementerian Kesehatan.
Menurut dia, secara tidak langsung, hal itu menunjukkan pemerintah kurang mendukung teknik biomedik. Apalagi yang melakukan riset adalah generasi muda bangsa. "Mau disuruh kerja di mana? Itu kan anak-anak bangsa yang seharusnya diayomi pemerintah," katanya.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI