TEMPO.CO, Jakarta - Duo taipan rokok Budi Hartono dan Michael Hartono bersaudara kembali mempertahankan posisinya sebagai orang terkaya versi majalah Forbes. Dikutip pada koran Tempo edisi 4 Desember 2015, pengendali Djarum Group ini masih menjadi orang terkaya di Indonesia tahun ini dengan pundi kekayaan US$ 15,4 miliar atau sekitar Rp 212,8 triliun.
Peringkat kedua juga masih diduduki taipan rokok pemilik PT Gudang Garam Tbk, Susilo Wonowidjojo, dengan kekayaan US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 76 triliun.
Baca Juga:
Posisi ketiga ditempati Anthony Salim, pemilik Salim Group, yang memiliki aset termasuk produsen bahan makanan PT Indofood Sukses Makmur Tbk, dengan nilai kekayaan US$ 5,5 miliar atau sekitar Rp 74, 6 triliun.
Guna memperluas usahanya, Salim membeli 34 persen saham Sugar-Miller Rixas di Filipina dan mengakuisisi perusahaan pangan terbesar di Australia dan Selandia Baru, Goodman Fielder, sebesar US$ 1 miliar. Selain itu, Salim Group juga melakukan ekspansi bisnisnya di bidang telekomunikasi, retail, properti, dan perbankan.
Posisi keempat ditempati Eka Tjipta Widjaja dengan total kekayaan US$ 5,3 miliar. Eka Tjipta merupakan konglomerat pemilik Sinarmas Group. Usahanya bergerak di bidang pengolahan minyak sawit Sinarmas, di bidang real estate ada Sinarmas Land. Di bidang Finance Sinarmas memiliki anak perusahaan Sinarmas Multi Artha, Bank Sinarmas, dan Sekuritas Sinarmas.
Posisi kelima ditempati pemilik CT Corporation yakni Chairul Tanjung (CT) dengan kekayaan sebesar US$ 4,8 miliar. Chairul Tanjung juga merupakan pendiri Mega Corpora yang membawahi beberapa usaha perbankan, di antaranya PT Bank Mega Tbk, Bank Mega Syariah, Asuransi Umum Mega, dan lain-lain.
Ia juga merupakan bos perusahaan media di Indonesia yakni PT Trans Corporation (Trans Corp) seperti Trans TV, Trans 7, CNN Indonesia, Detik.com, serta Transvision. Di bidang lifestyle dan retail, CT memiliki usaha The Coffee Bean and Tea Leaf serta Transmart. Belum lagi usaha properti yang ia dirikan yakni Trans Property yang juga membawahi PT Ibis Hotel dan wahana wisata Trans Studio yang terus melakukan ekspansi di Indonesia kian menambah daftar aset kekayaannya.
Posisi keenam ditempati Sri Prakash Lohia dengan total kekayaan US$ 4,7 miliar. Ia merupakan pemilik Indorama Corporation yakni perusahaan global yang memproduksi polietilena, polipropilena, serat poliester, filamen, benang pintal, kain, dan sarung tangan medis. Indorama adalah produsen poliolefin terbesar kedua di Afrika dan terbesar di Afrika Barat. Produk-produknya dikirim ke lebih dari 90 negara di seluruh dunia.
Posisi ketujuh Bachtiar Karim, pemilik Grup Musim Mas. Seperti dilansir dari Yahoo Finance, menurut catatan Forbes, kekayaan Bactiar meroket dari US$ 1,3 miliar menjadi US$ 3,3 miliar.
Bachtiar merupakan Executive Chairman Grup Musim Mas. Terdongkraknya posisi Bachtiar dari peringkat 12 ke posisi ke-7, salah satunya berasal dari aset pabrik pengolahan minyak sawit (CPO) yang dibangun Musim Mas bersama perusahaan Malaysia, Genting Plantation.
Posisi kedelapan ditempati bos PT Kalbe Farma, Boenjamin Setiawan, dengan total aset US$ 3 miliar. Memiliki latar belakang dokter dan pernah mengenyam pendidikan di bidang farmakologi University of California, Amerika Seikat, mengantarkannya untuk menggeluti bisnis farmasi. Grup Kalbe yang didirikan 1966, ekspansinya meluas ke bisnis obat-obatan, makanan kesehatan, bisnis pengepakan, distribusi, pergudangan, dan sarana riset modern.
Posisi kesembilan ditempati Mochtar Riady dengan nilai kekayaan US$ 2,2 miliar. Mochtar Riady merupakan konglomerat pendiri Lippo Group yang kini melakukan ekspansi di berbagai bidang di bawah komando anaknya, James Riady dan Stephen Riadym, yang berbasis di Singapura.
Baru-baru ini Lippo membentuk perusahaan patungan dengan Mitsubishi Corp dalam pembangunan properti dan infrastruktur. Lippo juga menggandeng Mitsui & Co untuk layanan selular 4G. John Riady, cucu dari Mochtar Riady, juga ikut berekspansi ke bisnis e-commerce, Mataharimall, yakni aplikasi online pengembangan dari Department Store Matahari dengan nilai investasi US$ 500 juta.
Posisi kesepuluh ditempati Tahir. Ia merupakan pendiri dari Mayapada Group, holding company dengan beberapa unit usaha perbankan seperti Bank Mayapada, media cetak dan TV berbayar, properti, dan rumah sakit. Berkat usahanya, kini kekayaannya telah mencapai US$ 2 miliar.
DESTRIANITA K.