TEMPO.CO, Purwakarta - Pentolan Front Pembela Islam dan ketua majelis ta'lim Manhajush Sholihin Purwakarta, Jawa Barat, Syahid Djoban, dilaporkan puluhan ormas dan organisasi kepemudaan di daerah itu ke markas Polres setempat. Koordinator ormas dan organisasi pemuda yang melaporkan Syahid, Nurwin Hermawan, Rabu sore, 16 Desember 2015, mengatakan, ustadz lulusan Universitas Al-Azhar Kairo, Mesir tersebut, telah melakukan tindakan pelecehan dengan menyatakan bahwa Purwakarta darurat akidah yang diunggah dalam akun facebook pribadi dan majelis taklim yang dipimpinnya.
"Masyarakat Purwakarta merasa dilecehkan atas tuduhan yang tidak mendasar tersebut," kata Nurwin menegaskan alasannya.
Sebagai pensiunan guru yang sudah mengabdi dan mendidik soal tata krama dan keagamaan buat anak usia sekolah dasar selama 40 tahun, Nurwin juga menyatakan merasa tak dihargai. "Tuduhan syahid bahwa Purwakarta darurat akidah itu sangat tendensius. Masak sih darurat akidah, memangnya bisa mengetahui isi hati orang lain terlebih seluruh masyarakat Purwakarta," kata Nurwin mengimbuhkan.
Ia meminta polisi segera memeriksa Syahid. Brigadir Polisi Arif Murba, yang menerima laporan dari ormas dan organisasi kepemudaan Purwakarta tersebut, menyatakan baru akan memproses laporan soal Syahid itu, Kamis, 17 Desember 2015. "Karena ini sudah sore, mungkin besok akan kami teruskan ke Kasatreskrim agar ada perintah unit mana yang akan menanganinya," katanya.
Ihwal penyataan Purwakarta darurat akidah sebelumnya juga mendapat tanggapan dari Ketua Umum PBNU, K.H Said Aqil Siradj. Ia meminta Purwakarta tidak menghiraukan tudingan Front Pembela Islam yang menyatakan Purwakarta berada dalam kondisi darurat akidah.
Baca Juga:
"Jangan dihiraukan tudingan tak berdasar seperti itu agar tidak memicu konflik. Tetapi kalau meresahkan dan memprovokasi lebih baik ormas seperti itu (FPI) dibubarkan saja," kata Aqil menegaskan hal itu saat berceramah dihadapan ratusan umat muslim di Purwakarta, Senin, 14 Desember 2015.
Syahid dalam akun feecbooknya menyatakan Purwakarta darurat akidah karena perilaku Bupati Dedi Mulyadi yang dinilainya mengandung sirik. Misalnya Dedi akan mengganti Assalamualaikum dengan salam Sunda Sampurasun. Selain itu buku karya Dedi yang berjudul Spirit Budaya dan Kang Dedi Menyapa, sebagian isinya dinilai Syahid banyak yang menistakan agama islam.
Ihwal salam Sunda Sampurasun, kemudian diplesetkan pendiri Front Pembela Islam Rizieq Shihab menjadi Campur Racun saat berceramah di acara tabligh akbar di lokasi Pasar Rebo yang selama ini dikenal sebagai basis penentang kebijakan pembangunan Bupati Dedi. Rizieq dan Syahid akhirnya dilaporkan pengurus Angkatan Muda Siliwangi pusat dan 32 ormas kesundaan ke Polda Jawa Barat. Lalu, giliran Syahid melaporkan Dedi dengan tuduhan penistaan agama Islam atas dasar isi buku Spirit Budaya dan Kang Dedi Menyapa.
NANANG SUTISNA