TEMPO.CO, Sumedang - Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk Cisanggarung Trisasongko Widianto memproyeksikan kawasan Waduk Jatigede akan menjadi obyek wisata. Kawasan wisata ini akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Setelah impounding (penggenangan) pada 31 Agustus lalu, muncul banyak warung di sekitar bendungan," kata Widianto di Jatigede pada Kamis, 17 Desember 2015.
Berdasarkan pantauan Tempo, banyak warga yang hilir mudik di sekitar kawasan waduk. Tak jarang mereka membawa keluarga dan kerabat. Mereka asyik berfoto di area sekitar waduk. Namun mereka tidak bisa memasuki area batas gerbang karena itu wilayah khusus pekerja dan staf.
"Pengunjung juga diimbau untuk tidak mendekat ke arah tebing atau bendungan karena dinding-dinding waduk masih menyerap air sehingga dikhawatirkan akan terjadi longsoran kecil dan membahayakan," ujar Widianto.
Beberapa alternatif obyek wisata yang direncanakan oleh pengelola waduk antara lain akan dibangun kawasan offroad, camping ground, agrowisata, zona pancingan, ataupun wisata seni-budaya. "Siapa pengelola wisatanya, belum dibicarakan. Ini baru rencana agar kawasan ini terkendali dan tertata. Akan ditawarkan ke pemda secepatnya," tutur Widianto.
Widianto berujar, kondisi daerah genangan air Waduk Jatigede sampai 17 Desember 2015 pukul 06.00 atau hari ke-109, volume air sudah mencapai 139.525.917,65 meter persegi. Volume air itu baru memenuhi 14,23 persen. "Sedangkan area yang sudah diairi telah mencapai 955,495 hektare atau 24,17 persen."
Bendungan Jatigede ini berlokasi di Kecamatan Jatigede, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat. Air yang menggenangi waduk akan mengalir secara bertahap. Butuh waktu sekitar 220 hari untuk menggenangi waduk seluas 4.800 hektare itu.
LARISSA HUDA