TEMPO.CO, Bandung - Dana hibah 2015 untuk para guru honorer Kota Bandung segera dibayarkan mulai Januari 2016. Setiap guru tersebut akan menerima uang lewat rekening bank sebesar Rp 3.086.000. Sebagian penerima akan memakainya untuk biaya nikah atau membeli laptop kecil.
Dewi Kustini, 51 tahun, merupakan salah seorang calon penerima dana hibah tersebut. Berstatus guru honorer sejak 1996 di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) 2 Bandung, Dewi berencana memakai uang tersebut untuk menambah biaya menikah anaknya. "Juga bayar kuliah dua anak, kebutuhan sehari-hari, kalau ada lebih untuk perbaiki rumah," ujar Dewi kepada Tempo di sekolahnya, Selasa, 5 Januari 2016.
Guru seni-budaya itu berhak mendapat dana tahunan tersebut berdasarkan pendataan penerima uang hibah sebelumnya. Dana hibah bagi para guru honorer di Kota Bandung bergulir sejak 2011. Pembayaran kepada para guru diserahkan Pemerintah Kota Bandung ke organisasi guru.
Sesuai aturan penerimaan dana hibah, organisasi itu berbeda setiap tahun. Misalnya pada 2014 oleh Forum Komunikasi Guru Honorer, lalu pada 2015 oleh Federasi Guru Independen Indonesia (FGII) Kota Bandung.
Guru honorer lainnya, Muhamad Soleh, 41 tahun, berencana menggunakan uang dana hibah untuk membeli notebook atau laptop kecil. "Mampunya segitu, untuk keperluan pribadi mengganti laptop yang rusak," tuturnya. Guru gambar itu biasanya memakai laptop milik sekolah untuk bekerja.
Selain guru honorer, kini para pegawai honorer di bagian tata usaha sekolah menginginkan jatah dana hibah yang sama. Sebagian pegawai itu bergabung dengan Asosiasi Guru Honorer Kota Bandung. Iman Supriatna, ketuanya, mengatakan pegawai honorer bagian tata usaha juga pantas menerima dana hibah pemerintah. Seperti penjaga atau pesuruh sekolah, kata Iman, juga ikut menunjang proses pendidikan.
ANWAR SISWADI