TEMPO.CO, Jakarta - Meskipun isu pemutusan hubungan kerja PT Panasonic Gobel Indonesia sudah ditepis, tapi masih tersisa masalah terkait. Direktur Penyelesaian Perselisihan Kementerian Tenaga Kerja Sahat Sinurat mengatakan saat ini masih ada 508 karyawan yang masih berunding dengan manajemen perusahaan terkait dengan upaya restrukturisasi perusahaan asal Jepang tersebut.
“Tengah merundingkan apakah karyawan ini mau direlokasi ke Pasuruan dan Bogor atau mengambil pensiun dini atau menerima golden shake hand,” ujar Sahat, Sabtu, 6 Februari 2016.
Baca juga: Rachmat Gobel: Tidak Benar Panasonic Tutup
Pernyataan ini merespons rumor sebelumnya yang menyebutkan Panasonic dan Toshiba akan menutup usahanya di Indonesia pada April mendatang dan memutus hak kerja lebih dari 2.500 pekerja. Di PT Panasonic, ada sekitar 1.700 anggota KPSI yang mengadu. Sedangkan di PT Toshiba, Cikarang, ada 970 yang akan diputus hubungan kerjanya. Khusus untuk kasus Panasonic, selama proses ini karyawan masih mendapatkan gaji. "Kementerian Ketenagakerjaan selalu memantau penyelesaian masalah ini," ujarnya.
Baca juga: Panasonic-Toshiba Tutup, Begini Solusi BKPM
Sementara itu, Executive Advisor PT Panasonic Gobel Indonesia Rachmat Gobel, kembali menegaskan isu PHK yang beredar belakangan ini tidak tepat. Yang terjadi, menurut Gobel, adalah pabrik Cikarang akan dilebur dengan pabrik di Bogor dan Pasuruan.
Menanggapi isu pemecatan puluhan ribu karyawan, menurut Rachmat, juga tidak tepat. Pasalnya karyawan di pabrik tersebut hanya 15 ribu karyawan saja. "Karyawannya cuma 15 ribu orang, yang mundur 500 orang. Kalau bisnis berkembang juga akan mampu menyerap tenaga kerja lain," tuturnya.
Baca juga: Panasonic-Toshiba Tutup, BKPM: Belum Ada Laporan Resmi
Menurut Rachmat, mundurnya 500 orang ini karena upaya restrukturisasi perusahaan. Rachmat mengatakan untuk memenangkan persaingan apalagi dengan adanya Masyarakat Ekonomi ASEAN, perusahaan harus mengambil langkah-langkah.
Langkah ini, menurut Rachmat, bisa dengan mengembangkan research and development untuk efisiensi dan peningkatan produktivitas. Apalagi dengan tren pasar yang cenderung ke arah energi ramah lingkungan, Panasonic memutuskan untuk menggabungkan pabrik yang memproduksi bohlam (CFL) dan LED, yang merupakan lampu ramah lingkungan.
MAWARDAH NUR HANIFIYANI