TEMPO.CO, Depok - Komisi Perlindungan Anak Indonesia bakal membantu mengungkap motif penculikan dan pembunuhan terhadap siswa kelas 1 SD bernama Jamaludin asal Depok. KPAI akan membantu menyelidiki dengan menggandeng Asosiasi Psikologi Forensik.
Sekretaris Jenderal KPAI Erlinda mengapresiasi respons cepat polisi dengan menangkap Januar Arifin, pelaku penculikan Jamaludin. "Dalam 16 jam polisi sudah bisa menangkap tersangka," kata Erlinda saat ke Polresta Depok, Minggu, 7 Februari 2016.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan ada indikasi kasus pedofilia dalam kasus ini. Bila melihat kasus pedofilia yang terjadi di Jakarta Utara dan Bogor, ada kesamaan dengan motif yang dilakukan tersangka Januar, yakni mengiming-imingi korbannya dengan duit. "Kasus Emon dan Iwan, ada kesamaan dengan kasu ini. Korban diiming-imingi," ucapnya.
Sejauh ini motif pembunuhan karena penculikan maupun sodomi masih belum diketahui. Polisi pun, kata dia, belum merilis motif kasus penculikan dan pembunuhan Jamaludin. Untuk itu pihaknya akan membantu penyelidikan motif yang dilakukan tersangka, dengan melibatkan Asosiasi Psikologi Forensik. "Yang pasti minta kewaspadaan semu pihak," ucapnya.
Penculikan, menurut Erlinda, bisa menjadi petaka besar. Soalnya, selain bermotif untuk mencari keuntungan materi, penculikan terhadap anak bisa menjadi sasaran kekeras seksual para pedofilia.
Baca Juga:
Untuk mengatas kejahatan seperti ini, dia berujar, perlu program ketahanan keluarga. Biasanya anak yang rentan menjadi korban kekerasan dan seksual, adalah mereka yang jarang komunikasi dengan keluarga. "Kementerian harus bersama-sama mendoronn program ketahanan pangan," ucapnya.
Jamaludin ditemukan tewas di dalam kamar mandidi rumah tersangka di di Jalan Al-Baidho 1, Lubang Buaya, Jakarta Timur, Minggu 7 Februari 2016. Kondisi korban tewas dalam keadaan tertelungkup. Hingga saat ini motif Januar menculik Jamaludin sedang diselidiki.
IMAM HAMDI