TEMPO.CO, Kupang - Perayaan Imlek tidak semata-mata dirayakan umat Buddha atau Konghucu. Sejumlah gereja di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, ikut menggelar misa untuk merayakan tahun baru Cina (Imlek), Senin, 8 Februari 2016.
Misa tersebut digelar di Gereja Katedral, Kota Kupang. Misa paling banyak dihadiri warga Tionghoa yang beragama Katolik. Altar gereja pun disulap ala Tionghoa, yang dihiasi dengan lampion dan bunga pohon mei wha.
Misa Imlek kali ini dihiasi dengan pernak-pernik ala Tionghoa. Lampion menghiasi pintu masuk gereja. Bahkan lagu rohani pun dinyanyikan ala Tionghoa.
Sebagian besar umat yang hadir pada misa tersebut menggunakan pakaian berwarna merah atau warna khas Imlek. Bahkan lima pastor yang memimpin misa tersebut juga mengenakan jubah berwarna merah.
Setelah misa, digelar pertunjukan barongsai di halaman gereja yang menarik warga yang melintas.
Romo Ambros mengatakan Imlek tidak hanya dirayakan kaum Tionghoa atau Konghucu. Sebab, banyak juga warga Tionghoa yang telah menganut agama Katolik, Kristen, Islam, dan lainnya.
"Gereja merayakan Imlek sebagai ungkapan bahwa gereja adalah rumah bersama, bukan hanya rumah orang tertentu," katanya.
Di tempat terpisah, warga Tionghoa juga menggelar barongsai menggunakan naga atoin meto (asal Pulau Timor) yang disaksikan ratusan warga Kota Kupang.
YOHANES SEO