TEMPO.CO, Tainan - Tim penyelamat gempa Taiwan dilaporkan kembali berhasil menarik dua korban dari puing reruntuhan sebuah blok apartemen pada Senin, 8 Februari 2016, setelah lebih dari 48 jam tertimbun akibat gempa bumi.
Penemuan dua korban ini menambah jumlah korban tewas karena gempa 6,4 skala Richter yang melanda Taiwan pada Sabtu lalu. Wali Kota Tainan, Taiwan, William Lai, menegaskan jumlah korban tewas mencapai ratusan orang. Lai beralasan, ada seratus orang belum ditemukan dan masih berada di bawah reruntuhan.
"Ada lebih banyak korban yang ditarik keluar (hidup), dan jumlah korban meninggal mungkin akan melebihi seratus," kata Lai.
Baca:
Gempa Taiwan, Ratusan Orang Hidup Terkubur di Puing Apartemen
Gempa Taiwan, Tidak Ada WNI Jadi Korban
Gempa terjadi pada pukul 04.00 saat warga Taiwan masih tidur lelap. Gempa berdampak hingga di luar Kota Tainan. Di Gedung Wei-guan Golden Dragon, misalnya, ditemukan hampir semua korban tewas.
Hingga hari ini, upaya penyelamatan difokuskan pada reruntuhan bangunan 17 lantai tersebut. Sebanyak 117 orang dilaporkan hilang dan diduga terkubur di bawah reruntuhan.
Wang Ting-yu, seorang legislator, mengatakan seorang wanita yang diidentifikasi sebagai Tsao Wei-ling ditemukan tewas dengan posisi tertindih jenazah suaminya. Adapun anaknya yang berusia 2 tahun tergeletak tak bernyawa di dekat tubuh kedua orang tuanya.
Korban lain, seorang pria bernama Li Tsung-tian, ditarik keluar dari reruntuhan hari ini. Evakuasi terhadap jenazah Li Tsung-tian ditayangkan stasiun televisi Taiwan. Beberapa jam kemudian, pacar Li ditemukan tewas di reruntuhan.
Presiden Cina Xi Jinping dilaporkan telah menyampaikan belasungkawa kepada para korban seraya menawarkan bantuan ke Taiwan.
CHANNEL NEWS ASIA | MECHOS DE LAROCHA