TEMPO.CO, Tangerang - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang, Banten, Naniek Isnaneni mengatakan penyakit demam berdarah yang kini berstatus kejadian luar biasa di Kabupaten Tangerang merupakan siklus DBD tiga tahunan.
Sepanjang 2016, kasus DBD telah merenggut 15 nyawa warga Kabupaten Tangerang dan menjangkiti 435 orang dalam dua bulan. "Ini siklus tiga tahunan. Sementara sebelumnya jumlah kasus menurun, tahun ini terjadi lonjakan signifikan," katanya, Selasa, 9 Februari 2016.
Selain jumlah kasus melonjak tajam, menurut Naniek, wilayah endemik DBD tahun ini meluas. Sebelumnya, Dinas berfokus menangani dan mengendalikan DBD di delapan kecamatan dengan jumlah kasus tertinggi, seperti Tigaraksa, Cikupa, Balaraja, Curug, Pasar Kemis, Kota Bumi, Kelapa Dua, dan Kesehatan. Tahun ini, jumlah kasus tertinggi justru terjadi di wilayah Sindang Jaya dan Panongan.
Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar telah menyatakan KLB DBD sejak awal Februari lalu. Untuk penanganan, Kabupaten Tangerang menyiagakan 2 rumah sakit umum daerah dan 44 puskesmas di wilayah itu. "Kami mengimbau warga segera melapor jika ada yang terkena DBD agar dilakukan fogging untuk wilayah terjangkit," katanya.
Untuk menekan agar korban jiwa tak berjatuhan, Zaki meminta masyarakat segera memeriksakan diri ke puskesmas dan rumah sakit jika ada yang mengalami demam tinggi. "Jangan sampai telat ditangani, karena 15 yang meninggal semuanya terlambat dibawa ke rumah sakit dalam kondisi yang sudah parah."
JONIANSYAH HARDJONO