TEMPO.CO, Kairo - Menteri Dalam Negeri Mesir, Magdy Abdel Ghaffar, menolak tudingan yang menyebutkan pasukan keamanan terlibat dalam kasus kematian warga Italia, Giulio Regeni, yang ditemukan tak bernyawa, diduga akibat siksaan setelah hilang di Kairo Januari 2016.
"Ini tidak pernah terjadi," kata Ghaffar, Senin, 8 Februari 2016, dalam acara jumpa pers menjawab pertanyaan wartawan soal kematian Regeni, mahasiswa doktoral Universitas Cambridge, yang ditahan polisi. "Tudingan yang dialamatkan langsung ke petugas keamanan benar-benar tidak bisa diterima," kata Menteri. "Itu bukan kebijaksanaan keamanan Mesir."
Hasil otopsi di Italia terhadap mayat Regeni menyimpulkan bahwa dia tewas akibat pukulan benda tumpul di bagian dasar tengkorak dan beberapa tulangnya patah.
Sejumlah aktivis hak asasi dan kelompok oposisi mengatakan, Regeni yang sedang melakukan penelitian di Mesir mengenai gerakan persatuan dagang telah ditahan oleh polisi dan disiksa. Adapun para diplomat asing dan media Italia juga mengatakan kematian Regeni kemungkinan akibat siksaan.
"Kelompok hak asasi manusia kerap mempertanyakan misteri hilangnya sejumlah aktivis, siksaan, dan berbagai pukulan terhadap tahanan di pusat-pusat penahanan Mesir," tulis Al Arabiya, Selasa, 9 Februari 2016.
Menanggapi peristiwa ini, Pesiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi telah meminta pasukan keamanan menahan diri menyusul berbagai kekerasan yang melibatkan mereka pada akhir-akhir ini.
Regeni hilang di Kairo Tengah saat ingin bertemu dengan seorang teman pada 25 Januari 2016, bersamaan dengan peringatan kelima tahun dimulainya aksi perlawanan terhadap rezim otokrat Husni Mubarak. Mayat Regeni ditemukan di pinggiran Kairo penuh luka, diduga akibat siksaan.
AL ARABIYA | CHOIRUL AMINUDDIN