TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital, David Sutyanto, mengatakan indeks harga saham gabungan pada perdagangan hari ini diperkirakan bergerak bervariasi berpeluang rebound terbatas. Penguatan tersebut, ucap David, karena masih ada optimisme untuk prospek perekonomian domestik meski kondisi pasar saham global masih berisiko.
"Masih ada optimisme atas prospek perekonomian domestik tahun ini, IHSG diperkirakan bergerak bervariasi berpeluang rebound terbatas, diperkirakan bergerak pada 4.750-4.810," ucap David dalam siaran tertulisnya, Rabu, 10 Februari 2016.
Pada perdagangan saham kemarin, aksi ambil untung mendominasi menyusul memburuknya kondisi pasar saham global dan harga sejumlah saham unggulan yang relatif tinggi. IHSG kemarin tutup terkoreksi 30,321 poin atau 0,632 persen di posisi 4768,625.
Menurut David, aksi profit taking itu terutama dalam bidang saham perbankan dan saham infrastruktur setelah harganya menguat signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu.
Meningkatnya risiko pasar saham global dan kawasan, ujar David, terutama dipicu anjloknya harga minyak mentah. kekhawatiran memburuknya perkembangan ekonomi global di tengah ancaman kenaikan tingkat bunga Fed Funds Rates pada masa mendatang juga ikut mempengaruhi. Namun optimisme pasar atas prospek pertumbuhan ekonomi domestik tahun ini dan pergerakan rupiah atas dolar Amerika Serikat yang relatif stabil membuat koreksi yang terjadi sifatnya terbatas.
Semalam, pasar saham Wall Street bergerak fluktuatif, mencoba keluar dari tekanan jual. Indeks DJIA dan S&P tutup terkoreksi tipis masing-masing 0,08 persen serta 0,07 persen di 16.014,38 dan 1.852,21. Harga minyak mentah di Amerika kembali anjlok 4,45 persen di US$ 28,37 per barel menyusul data American Petroleum Institute (API) yang mencatat kenaikan cadangan minyak mentah negara tersebut pekan lalu hingga 2,4 juta barel mencapai 503,4 juta barel.
DESTRIANITA K.