TEMPO.CO, Damaskus - Anggota Komisi Penyelidikan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Suriah, Carla Del Ponte, mendukung serangan udara Rusia terhadap kelompok teroris yang beroperasi di negara Arab.
"Saya pikir intervensi Rusia adalah hal yang bagus. Sebab, pada akhirnya, seseorang akan menyerang kelompok teroris ini," kata Del Ponte kepada televisi Swiss, RTS, Senin, 8 Februari 2016. Yang dimaksud kelompok teroris tersebut adalah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berafiliasi dengan Al-Qaeda.
Namun, ucap bekas jaksa di Pengadilan Kejahatan Internasional PBB tersebut, Rusia tampaknya tidak bisa membedakan antara kelompok teroris dan warga sipil.
Sejumlah pejabat tinggi Rusia berkali-kali mengatakan menjadikan semua kelompok teroris target serangan udara, termasuk ISIS, seraya menolak laporan media Barat yang menyebutkan banyak warga sipil tewas akibat gempuran udara Rusia.
Moskow mulai melancarkan serangan udara untuk melawan teroris di Suriah pada 30 September 2015 berdasarkan permintaan Damaskus. Sejak itu, gempuran jet tempur Rusia menewaskan ratusan militan ISIS dan pendukung asing lain serta merontokkan peralatan tempur mereka.
Del Ponte menuturkan perdamaian hanya akan tumbuh di Suriah melalui negosiasi dengan Presiden Suriah Bashar al-Assad. "Jika Anda ingin gencatan senjata, bila Anda menghendaki perdamaian, Anda pertama kali harus negosiasi dengan pemerintah," ucap perempuan asal Swiss berusia 68 tahun itu.
Suriah telah dicengkeram militan dukungan asing sejak Maret 2011. Konflik dalam negeri di Suriah tersebut dilaporkan telah menelan lebih dari 260 ribu nyawa dan menyebabkan pengungsian besar-besaran yang mencapai separuh dari penduduk negeri itu. Sebelum perang, Suriah berpenduduk 23 juta jiwa.
PRESS TV | CHOIRUL AMINUDDIN