TEMPO.CO, Jakarta - Hujan lebat yang mengguyur Kota Depok pada Jumat sore, 12 Februari 2016 menyebabkan banjir di Jalan Margonda. Jalan utama itu tergenang setinggi 20-30 cm dan membuat macet lalu lintas.
Padahal miliaran rupiah uang rakyat telah dikeluarkan untuk melebarkan drainase dan memperbaiki trotoar di jalan tersebut. "Banjir ada di beberapa titik jalan tersebut," kata Sukron Ma'mun, seorang warga yang terjebak macet. Dia akhirnya menunda perjalanannya ke Jakarta menunggu banjir surut dan hujan berhenti.
Kepala Seksi Pemeliharaan Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air Dea Akhmat menyalahkan pembangunan Tol Cijago Seksi II sebagai penyebab banjir di Jalan Margonda. "Pembangunan itu menghambat aliran air, namun tak lama, sudah surut," katanya.
Pemerintah menerjunkan Satgas Banjir untuk memberikan pertolongan warga yang terkena banjir. Selain itu, Satgas juga membantu membersihkan drainase yang dianggap menyumbat aliran air. "Sudah ada Satgas yang ke lokasi banjir," ujarnya.
Sejak tahun 2012 hingga sekarang tercatat jumlah titik rawan banjir di Kota Depok terus bertambah. Pada 2012 titik banjir ada 33 titik, lalu bertambah di 2013 menjadi 44 titik rawan banjir. Di tahun berikutnya bertambah menjadi 53 titik. Dan di tahun 2015 terdapat 55 titik banjir.
Selama lima tahun terakhir, pemerintah beberapa kali memperbaiki saluran drainase dan trotoar di Jalan Margonda. Jalan yang menjadi ikon Kota Depok ini terus dipercantik, pada sisi lain Jalan Raya Sawangan -- yang juga jalan utama -- seperti kurang mendapat perhatian.
IMAM HAMDI