TEMPO.CO, Jakarta - Demi mencegah PHK terus berlanjut, Apindo mengusulkan penyerapan tenaga kerja dipercepat dengan merelokasi pekerja ke perusahaan yang membutuhkan.
Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Adityawarman mengatakan pekerja yang sudah terlanjur terkena PHK pada awal tahun ini harus segera dicarikan pekerjaan baru. Sebab, peluang pekerja yang membutuhkan pekerjaan baru lebih besar daripada perusahaan yang melakukan PHK untuk pekerjanya.
Untuk itu, perlu adanya komunikasi yang lebih intensif antara Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) dan pekerja, lokasi mana saja yang butuh pekerja baru.
"Pemerintah harus mengambil cara yang global dan optimal, sehingga solusinya tidak pragmatis tapi lebih strategis dan tepat sasaran dengan menginformasikan daerah mana saja yang butuh pekerja. Contohnya, saat ini Boyolali dan Klaten butuh tenaga kerja," katanya, Jumat (12 Februari 2016).
Menurut dia, efisiensi dari berbagai sisi memang diperlukan. Namun, jangan sampai menjadikan PHK membuat perusahaan menjadi kehilangan pekerja terbaiknya. "Lebih baik buat pekerja menjadi efektif karena pekerja yang efektif ujung-ujungnya produktif."
Sebelumnya, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan pada tahun ini tersedia 184.000 lowongan pekerjaan baru dari 40 perusahaan yang semuanya belum terpenuhi. Dia mengakui, kendala mengisi kekosongan tersebut karena mayoritas pekerja berasal dari lulusan SD dan SMP.
"Lebih dari 60% angkatan kerja kita lulusan SD dan SMP, bila ditambah dengan lulusan SMA jumlah bertambah jadi 90%," ujanya, Kamis (11 Februari 2016).
Oleh karena itu, Hanif menyarankan para pencari kerja tersebut dapat meningkatkan keterampilannya melalui Balai Latihan Kerja (BLK) yang dikelola pemerintah pusat maupun daerah.
Selain itu, pemerintah akan terus dorong industri baru agar tumbuh dan menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Pemerintah, lanjut dia, juga telah menyiapkan program penyerapan tenaga kerja jika terjadi PHK di industri padat karya dengan mendorong pekerja menjadi seorang wirausaha.