TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Riset NH Korindo Securities Reza Priyambada mengatakan laju rupiah masih bertahan di zona hijau. Aksi beli terhadap rupiah masih bertahan merespons pergerakan laju harga minyak mentah dunia yang naik.
"Rupiah memperoleh amunisi dari BPS yang menyebutkan Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,09 persen sepanjang Februari 2016," kata Reza dalam keterangan tertulis pada Senin, 7 Maret 2016.
Deflasi tersebut mengindikasikan ekonomi domestik stabil disertai fundamental yang kondusif. Tekanan terhadap rupiah pun kian berkurang sehingga dapat melanjutkan pergerakan positifnya.
Rilis data ekonomi tersebut yang menunjukkan perbaikan memberikan sentimen positif kepada pelaku pasar. Terutama rencana akan pelonggaran moneter untuk membantu upaya pemulihan ekonomi dalam negeri.
Menurut Reza, laju rupiah juga didorong sentimen dari stabilnya pergerakan yuan setelah kekhawatiran potensi devaluasi mata uang Cina mereda. Para investor kembali tenang terhadap sentimen devaluasi yuan.
Rupiah juga menguat karena masuknya aliran dana asing pada pasar obligasi dan saham Indonesia. Ditambah lagi dengan aksi The People's Bank of China yang memangkas giro wajib minimum perbankan sebesar 50 bps menjadi 17 persen. Sentimen positif lain yang menggerakkan rupiah adalah pertemuan G-20.
Baca: YLKI Desak BCA Batalkan Penerapan Tarif Cek Saldo di ATM
Reza menambahkan, pergerakan rupiah masih terimbas sentimen sebelumnya yang didukung oleh beberapa faktor, seperti kondisi makroekonomi Indonesia yang dianggap akan membaik, porsi dana asing di surat utang negara (SUN) domestik yang kembali meningkat.
Laju rupiah awal pekan lalu di pasar spot antar-valas kembali mengalami kenaikan terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (USD) di saat mata uang lainnya, seperti euro (EUR), pound Inggris (GBP), yuan Cina (CNY), franck Swiss (CHF), dolar Kana (CAD), maupun rubel Rusia (RUB), melemah terhadap USD.
"Tercatat hanya rupiah dan yen yang mampu berada di zona positif terhadap USD," kata Reza. Menurut dia, penguatan rupiah kali ini merupakan yang terkuat selama 2016.
Laju rupiah sepanjang pekan kemarin masih menguat. Laju rupiah juga kembali melampaui target area resistan Rp. 13.500, Rp 13.495-13.200 (kurs tengah BI).
VINDRY FLORENTIN