TEMPO.CO, Jakarta - Mata uang rupiah terus menguat terhadap dolar Amerika Serikat. Pada sesi pembukaan Senin, 7 Maret 2016, pukul 08.05, kurs dolar Amerika terhadap rupiah sempat menyentuh angka Rp 12.998. Penguatan ini merupakan lanjutan dari penguatan rupiah dari sejak pekan lalu. Namun, saat sesi pukul 12.00, rupiah sedikit turun, yakni menjadi Rp 13.050.
Pekan lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan menguatnya nilai tukar rupiah menandakan perbaikan ekonomi nasional. Artinya, modal asing banyak yang masuk untuk melakukan investasi. "Secara global negara maju malah menurunkan tingkat bunga," ujarnya di kantornya, Jumat, 4 Maret 2016.
Darmin menyebutkan, momen penguatan rupiah ini harus dimanfaatkan dengan terus memperbaiki iklim investasi Tanah Air. Salah satu fokus utamanya adalah dengan menyiapkan cara agar modal yang masuk tidak cepat keluar kembali, terutama jika suku bunga Amerika Serikat kembali dinaikkan.
"Tapi setidaknya jika mereka kembali menaikkan (suku bunga The Fed), outflow takkan banyak seperti masa lalu," kata Darmin. Sebab, tren pelemahan ekonomi membuat banyak negara menurunkan suku bunga, bahkan hingga negatif.
Tak terkecuali dengan Cina yang diprediksi bakal turut menurunkan suku bunganya. "Maka rupiah akan menguat," ucap Darmin.
Sepekan ini, kurs rupiah melanjutkan tren positifnya. Per Kamis, 3 Maret 2016, mata uang garuda ada di level Rp 13.260 per dolar Amerika dan Jumat, 4 Maret 2016, kembali menguat menjadi Rp 13.159 per dolar Amerika.
ANDI | BS