TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jakarta Triwisaksana menilai, serapan anggaran pembangunan DKI Jakarta 2015 tak maksimal. Karena itu, dewan akan mengevaluasi dan memberi masukan kepada pemerintah sebagai pertimbangan penggunaan anggaran tahun ini.
"Nanti kami bahas per komisi, lalu disimpulkan oleh Badan Anggaran," kata Triwisaksana alias Sani di Kompleks Parlemen Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu, 13 April 2016.
Evaluasi tersebut dilakukan setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menyerahkan laporan pertanggungjawaban kinerja gubernur selama 2015. Laporan ini adalah bentuk keterbukaan informasi publik. Selanjutnya, dewan akan menyampaikan hasil evaluasi pada 29 April 2016.
Basuki memaparkan realisasi pendapatan DKI Jakarta tahun anggaran 2015, yaitu Rp 44,21 triliun. Jumlah ini terdiri atas pendapatan asli daerah senilai Rp 33,69 triliun, dana perimbangan Rp 5,88 triliun, dan pendapatan lain yang sah Rp 4,63 triliun.
Sedangkan belanja daerah yang terealisasi ialah Rp 43,04 triliun atau 72,11 persen. "Karena ada efisiensi, pengetatan proses pengadaan barang dan jasa, serta kegiatan yang tak dapat direalisasikan," kata Ahok. Salah satu kegiatan yang dimaksud adalah pembebasan lahan karena ketidaksesuaian harga antara pemilik tanah dan ketentuan yang berlaku.
Sedangkan pembiayaan yang terealisasi untuk penyertaan modal sebelas badan usaha milik daerah Rp 5,45 triliun atau 89,63 persen dari rencana Rp 6,08 triliun.
Sani mengakui pemerintah banyak membangun infrastruktur lewat penyertaan modal daerah. Namun ia menyayangkan cara pemerintah mengesampingkan hak asasi manusia dalam pembangunannya. "Banyak penggusuran yang sangat terburu-buru, ada kekurangan dari sisi HAM," ucapnya. Menurut Sani, warga menerima pembangunan asalkan pemerintah adil dengan menyediakan rumah susun yang sesuai dan dekat dari wilayah asal.
Anggota Fraksi Partai Gerindra, Prabowo Soenirman, mengatakan pembangunan yang selama ini berlangsung lebih banyak dilakukan oleh BUMD. "Buktinya, jalan di Jakarta tak bertambah. Yang tampak selama ini dikerjakan oleh BUMD," tuturnya.
Sementara itu, pembangunan 2016 akan terpengaruh oleh tahun sebelumnya. Sebab, pendapatan tahun lalu terlalu rendah. "Artinya, di 2016, harus kerja keras dan jangan berharap terlalu tinggi," kata Prabowo.
PUTRI ADITYO