Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Rahasianya Mengapa Burung Berkicau

image-gnews
Seorang pria memegang seekor burung Merpati saat berlangsungnya acara tahunan, Homing World show di Blackpool, utara barat Inggris, 17 Januari, 2016. REUTERS
Seorang pria memegang seekor burung Merpati saat berlangsungnya acara tahunan, Homing World show di Blackpool, utara barat Inggris, 17 Januari, 2016. REUTERS
Iklan

TEMPO.CO, JakartaSetiap hewan punya cara masing-masing menandai daerah kekuasaannya. Ada yang mengencingi daerahnya, atau menggosokkan badannya di seluruh area agar baunya tertinggal. Burung, menandai daerah dengan kicauannya. 

Gail Buhl, Manajer Program Pendidikan di Pusat Raptor, di University of Minnesota, mengatakan burung ‘menyanyikan’ lagu yang sama terus menerus berarti tengah bekerja keras. Ia mengatakan burung jantan biasanya yang bernyanyi untuk mempertahankan wilayahnya. 

“Ini wilayah saya, saya ingin semua burung, terutama burung jantan lain tahu ini adalah area saya,” kata Buhl mengartikan isi nyanyian burung jantan. 

Jika dalam proses memberitahu wilayah itu, ada burung betina yang tertarik padanya, burung itu akan semakin diakui kekuatannya. Soalnya, ada 10 ribu spesies burung yang berbeda di dunia. Biasanya, burung betinalah yang menentukan pasangan, bukan sebaliknya. 

Proses pencarian pasangan ini sama melelahkannya untuk kedua gender. Ketika sang jantan bernyanyi, dia tak akan bisa mencari makan, dan suaranya akan menarik perhatian predator. Bagi sang betina, butuh tenaga untuk mengerami telur dan merawat anak, maka dia harus yakin betul memilih jantan yang benar. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saat telur burung menetas, manusia akan mendengar repetisi kicauan burung. Saat anak burung lapar, mereka akan meminta makanan kepada orang tuanya. Suara ini mungkin terdengar menyebalkan, tapi memang begitulah seharusnya. “Ini seperti peringatan untuk memakai sabuk pengaman, memang dibuat untuk menarik perhatian dan dilakukan dengan cepat,” kata Buhl. 

Selama musim dingin, burung lebih sedikit berkicau. Biasanya kicauannya hanya untuk memberitahu posisi dan makanan yang ada di dekat mereka. 

Menariknya, seperti manusia dengan beragam aksen sesuai daerah asal, begitu juga dengan kicauan burung. Burung yang tinggal di wilayah berbeda, punya aksen yang berbeda pula. 

LIVE SCIENCE | TRI ARTINING PUTRI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

26 September 2023

Kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. (ugm.ac.id)
Dua Artikel Ilmiah Karya Dosen UGM Paling Banyak Disitasi, Apa Saja?

Universitas Gadjah Mada atau UGM masuk dalam jajaran top 50 dunia pada THE Impact Rankings 2023.


Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

20 Juli 2023

Menara Hoover menjulang di Stanford University di Stanford, California, AS pada 13 Januari 2017. REUTERS/Noah Berger
Rektor Stanford University Mundur karena Penelitian Ilmiahnya Dinilai Kurang

Pemimpin Stanford University, salah satu kampus yang paling bergengsi di AS, mundur setelah ditemukan kekurangan dalam penelitiannya tentang saraf.


2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

14 Juli 2023

Peneliti di Gedung Genomik BRIN di Kawasan Sains dan Teknologi Soekarno, Cibinong, Jawa Barat, Selasa, 27 Juni 2023. (Tempo/Maria Fransisca)
2 Syarat dari BRIN Agar Penemuan Bisa Disebut Sebagai Inovasi

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkapkan dua syarat agar sebuah penemuan dapat disebut sebagai inovasi.


Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

14 April 2023

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Bagaimana Artikel Ilmiah Bisa Lolos di Jurnal Bereputasi? Ini Kata Dosen Unpad

Tiga peneliti Unpad membagikan pengalamannya terkait pengalaman publikasi artikel ilmiah pada jurnal internasional bereputasi tinggi.


Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

6 April 2023

Gambar dari Batagur trivittata, Burmese Roofed Turtle yang masuk daftar Critically Endangered menurut IUCN Red List. (Rick Hudson, source: https://www.iucnredlist.org/species/10952/152044061)
Pakar ITB Teliti Kepunahan Reptil dengan Tim Ilmuwan Dunia

Ilmuwan ITB Djoko T. Iskandar meneliti kepunahan reptil dan kaitannya dengan usaha konservasi tetrapoda.


Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

26 Maret 2023

Tim Mahabidzul dari ITB merancang pendeteksian jenis malaria pada pasien secara cepat dan akurat. Dok.ITB
Rancang Alat Deteksi Jenis Malaria, Mahasiswa ITB Raih Juara Pertama Festival Ilmiah

Tim mahasiswa Institut Teknologi Bandung (ITB) merancang alat deteksi lima jenis malaria.


Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

22 Maret 2023

Gunung Krakatau. itb.ac.id
Pakar ITB Teliti Keruntuhan Anak Krakatau 2018 untuk Pemodelan Tsunami Akurat

Dosen teknik geologi ITB meneliti keruntuhan tubuh Gunung Anak Krakatau sebagai tolok ukur pemodelan tsunami akurat.


Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

17 Januari 2023

Anna Armeini Rangkuti, mahasiswa program doktoral di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia (UI). ui.ac.id
Psikolog UI Teliti Penyebab Bungkamnya Mahasiswa Saksi Kecurangan Akademik

Psikolog UI Anna Armeini Rangkuti mengidentifikasi ada empat motif utama silence mahasiswa terhadap kesaksian adanya kecurangan akdemik.


Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

13 September 2022

Ilustrasi jurnal ilmiah. Shutterstock
Tips Menulis Esai Ilmiah dengan Baik, Mahasiswa Perlu Tahu

Simak tips menulis esai ilmiah yang baik dari Universitas Airlangga.


Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

23 Februari 2022

Ilustrasi tikus. Getty Images
Mengapa Tikus Digunakan sebagai Hewan Percobaan Medis?

Para ilmuwan meneliti tikus, karena ukurannya yang kecil, mudah disimpan dan dipelihara. Tikus juga dapat beradaptasi di lingkungan baru