TEMPO.CO, Pangkajene Kepulauan - Marwah, 35, buruh lepas asal Desa Bulucindea, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan (Pangkep), yang bekerja di pabrik pengantongan semen, PT Semen Tonasa, Biringkassi Raya, tewas tertimpa besi H-Beams pada Kamis, 28 April 2016, pukul 16.30 Wita.
Dari informasi yang dikumpulkan Tempo, Marwah tertimpa besi baja jenis H-Beam seberat 2-3 ton saat hendak ke kamar kecil, yang terletak di dalam bangunan pelabuhan PT Biringkassi Raya.
"Kejadian itu (terjadi) kemarin pada saat hujan deras. Besi H-Beam berada di atas sekitar 15 meter, terlepas, dan jatuh menimpa Marwah," ujar Irwan, buruh yang menceritakan kejadian kecelakaan kerja yang menimpa Marwah, Jumat, 29 April 2016.
Belum diketahui apa penyebab lepasnya besi baja tersebut. Namun kondisi Marwah hancur tertimpa besi seberat 2-3 ton. "Saya belum tahu persis kenapa bisa terlepas dan terjatuh. Ya kemungkinan ikatan besi enggak kuat atau memang alat yang dipakai tidak kuat sehingga (besi) terjatuh," ujar Irwan.
Marwah sempat dilarikan ke Rumah Sakit Umum Daerah Pangkep. Namun nyawanya tak dapat tertolong karena mengalami pendarahan di bagian kepala, lengan, dan paha.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polisi Resor Pangkep Ajun Komisaris Jufry Nasir membenarkan kejadian tewasnya buruh di lokasi pabrik pengantongan semen di PT Semen Tonasa.
"Kami belum bisa memastikan penyebab pasti kecelakaan, apakah itu murni kecelakaan yang tidak disengaja karena korban lalai saat bekerja, atau karena perusahaan yang tidak menjalankan SOP dengan baik," tutur Jufry.
Jufry menambahkan, saat ini kepolisian sedang mengembangkan tahap penyelidikan unsur kelalaiannya. "Kami telah mengambil beberapa keterangan buruh dan pekerja di area itu. Kami juga mengambil keterangan supir pembawa barang itu, juga pembeli besi dan yang memasang besi tersebut," tutur Jufry.
Sekretaris Perusahaan PT Semen Tonasa, Arifin, tak mau berkomentar ihwal tewasnya buruh pabrik pengantongan Semen Tonasa itu. "Kalau itu bukan urusan Tonasa, tapi urusan Koperasi Karyawan (Kopkar)," kata Arifin lewat layanan pesan pendek kepada Tempo.
Pabrik pengantongan semen, tempat Marwah kerja, merupakan unit perusahaan yang ditangani oleh Koperasi Karyawan PT Semen Tonasa. Sekretaris Perusahaan Kopkar Semen Tonasa, Misbahuddin, tak memberikan jawaban apapun saat dimintai konfirmasi.
Sementara itu, Husain, 36, keluarga Marwah, berharap, perusahaan, yang memperkerjakan Marwah sebagai buruh, mampu memberikan hak santunan. "Iya, dia (Marwah) telah lama bekerja di pabrik kantong semen tersebut," ujar Husain.
BADAUNI A.P.