TEMPO.CO, Manila - Militer Filipina memulai serangan besar-besaran menggunakan pesawat dan tembakan artileri terhadap posisi Abu Sayyaf. Kelompok teroris ini telah menahan lebih dari 20 sandera warga asing di selatan Filipina.
Juru bicara militer di Manila, Kolonel Noel Detoyato, mengatakan tembakan artileri menargetkan daerah pegunungan di Pulau Jolo dengan jet serta helikopter yang terbang rendah menjatuhkan bom.
"Kami kini menguasai wilayah yang sebelumnya diduduki Abu Sayyaf," katanya, seperti dilansir The Manila Times, Kamis, 28 April 2016.
Menurut dia, penduduk melaporkan 14 pria bersenjata tewas. Namun belum dapat dikonfirmasi karena tidak ada mayat yang ditemukan. Tidak ada korban dilaporkan di sisi pasukan pemerintah.
Baca Juga: 14 WNI Disandera Abu Sayyaf Beda Lokasi dengan WN Kanada
Kolonel Noel juga mengatakan serangan tersebut menargetkan kelompok yang dipimpin Radullan Sahiron dan terbukti berhasil.
Pada Rabu, Presiden Filipina bersumpah akan menggunakan semua kekuatan yang ada untuk melenyapkan Abu Sayyaf. Serangan tersebut sebagai balasan atas tewasnya seorang sandera asal Kanada oleh Abu Sayyaf.
Kelompok teroris tersebut hingga kini masih menahan sejumlah sandera, termasuk warga Kanada, Norwegia, dan Filipina yang diculik di marina Filipina selatan tujuh bulan lalu dan ditahan oleh Sahiron di Jolo. Para militan juga memegang 18 pelaut Indonesia dan Malaysia yang diculik dari perairan selatan Filipina bulan lalu.
Abu Sayyaf adalah cabang radikal pemberontakan separatis muslim yang beroperasi di selatan Filipina. Abu Sayyaf telah mendapat uang senilai jutaan dolar dari penculikan orang asing dan penduduk setempat sejak awal 1990-an.
INQUIRER|THE MANILA TIMES|YON DEMA