TEMPO.CO, Seoul - Untuk menanggulangi masalah sampah makanan, pemerintah Korea Selatan baru saja membuat satu inisiatif unik, namanya Pay as You Trash. Artinya kira-kira begini, warga membayar sampah sesuai berat atau volume sampah.
Terlebih dulu warga diminta memisahkan sampah makanan dari sampah lainnya. Sampah itu kemudian dibuang secara terpisah dalam satu keranjang. Nah, untuk mengakses keranjang sampah, warga diwajibkan membayar berdasarkan beratnya sampah yang tertera pada timbangan.
Seperti dikutip dari Odditycentral.com, 27 April 2016, pemerintah Korea Selatan menyediakan tiga metode pembuangan sampah makanan dengan cara meminta warga membayar sampah yang dibuang.
Cara pertama, membuang sampah menggunakan kartu yang disebut Radio Frequency Identification. Kartu yang menempel pada kartu pengenal pribadi itu ditempelkan ke keranjang sampah makanan yang didesain khusus. Setelah itu, tutup keranjang akan terbuka dan sampah dibuang ke dalamnya.
Nah, berat sampah itu secara otomatis akan terekam pada akun pemilik kartu. Setiap bulan pemilik kartu diwajibkan membayar tagihan sampah. Sebagai catatan, satu keranjang sampah ini berbiaya 1,7 juta won atau Rp 19,8 juta dan sanggup menampung sampah dari 60 kepala keluarga.
Cara kedua, keranjang sampah dengan pembayaran prepaid. Keranjang sampah didesain berdasarkan volume sampah. Contohnya, 10 liter tas sampah seharga kurang dari US$ 1 atau sekitar Rp 13 ribu.
Nah, yang terakhir menggunakan sistem manajemen barcode. Warga menyimpan sampah makanan langsung ke dalam keranjang sampah untuk kompos. Warga kemudian membayar stiker barcode yang ditempelkan di keranjang.
ODDITYCENTRAL.COM | MARIA RITA