TEMPO.CO, Pekalongan - Ribuan hektare sawah di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, terancam gagal panen lantaran saluran irigasi induk di dekat bendung Pesantren Klatak, Kecamatan Kedungwuni, jebol. “Luas lahan persawahan yang terkena dampak mencapai 3.600 hektare,” ujar Ketua Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Kecamatan Kedungwuni, Suripto, Jumat, 29 April 2016.
Bendung itu adalah pembatas yang dibangun melintasi sungai untuk mengubah karakteristik aliran sungai. Bendung yang menjadi saluran air utama di Kecamatan Wonopringgo, Bojong, Wiradesa, Sragi, Wonokerto, dan Siwalan ini ambrol pada Kamis sore, 28 April 2016. Padahal tanaman padi di lahan 2.200 hektare di sekitar Kecamatan Wonopringgo itu sebentar lagi panen. Di sebelah timur, ada sekitar 1.400 hektare, yang meliputi kecamatan Buaran, Kedungwuni, dan Tirto.
Pihaknya, kata Suripto, akan membuat saluran air darurat agar tanaman padi di wilayah tersebut tidak mengalami gagal panen. "Kalau di wilayah timur (Kecamatan Kedungwuni dan sekitarnya) sudah tidak bisa tertolong lagi. Kalau bikin saluran darurat, khawatir nanti kerusakan tambah parah. Di sana baru saja tanam padi," tuturnya saat dimintai konfirmasi, Jumat sore.
Suripto mengatakan saluran yang menuju arah barat masih bisa diupayakan dengan membuat saluran sementara. Sedangkan saluran yang mengalir ke timur terputus total. "Sehingga sama sekali tidak bisa dialiri air," katanya.
Kendati demikian, pihaknya, ucap Suripto, masih berupaya mendatangkan pompa air ke lokasi. "Kami sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juwana untuk meminjam dua pompa air," ucapnya.
Kepala Dinas PSDA dan ESDM Kabupaten Pekalongan Bambang Pramukanto mengatakan saluran yang dibangun pada 1918 itu belum pernah diperbaiki. Pemerintah hanya melakukan pemeliharaan secara rutin.
MUHAMMAD IRSYAM FAIZ