TEMPO.CO, Jakarta - BBC World Service merilis hasil jajak pendapat dan menemukan bahwa orang lebih cenderung menyebut diri mereka sebagai "warga dunia" ketimbang warga negara. Kebanyakan orang yang mengidentifikasi dirinya sebagai warga dunia diungkapkan oleh warga di negara-negara berkembang.
Seperti dilansir QZ.com, Jumat, 29 April 2016, GlobeScan, yang melakukan jajak pendapat untuk BBC, melakukan survei lebih dari 20 ribu orang dar 18 negara, pada rentang Desember 2015 sampai April 2016.
Baca Juga:
Sejak memulai survei negara-negara pada 2001, perusahaan riset opini publik ini untuk pertama kalinya menemukan lebih dari setengah responden atau sebanyak 51 persen mengatakan bahwa mereka melihat diri mereka sebagai warga dunia daripada negara yang mereka tinggali saat ini.
Sementara 43 persen responden mengidentifikasi diri sebagai warga negara dan sisa persentase responden lainnya mengatakan "tergantung", atau dengan "tidak setuju atau setuju".
Wawancara itu dilakukan secara langsung, yaitu melalui telepon. Ketika ditanya apakah mereka melihat diri mereka lebih sebagai warga dunia daripada warga negara, petugas survei memberikan pilihan jawaban berupa sangat setuju, agak setuju, sangat tidak setuju atau agak tidak setuju, serta "tergantung" atau "saya tidak tahu".
Kecenderungan seseorang untuk mengidentifikasi dirinya pertama kali sebagai warga dunia sangat kuat di negara ekonomi berkembang seperti Nigeria, Cina, Peru, dan India. Sebanyak 65 persen responden menyatakan setuju terhadap pernyataan tentang menjadi warga negara global pertama. Jumlah tersebut meningkat antara 13-20 persen dari setahun lalu.
GlobeScan melaporkan tren yang berlawanan di negara-negara makmur. Sejak krisis keuangan melanda pada 2009, GlobeScan mencatat penurunan pada orang yang mengidentifikasi sebagai warga dunia di tujuh negara, yang tergabung dalam Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan atau OECD. Tujuh negara tersebut meliputi Kanada, Chile, Meksiko, Jerman, Spanyol, Inggris, dan Amerika Serikat.
Selama periode yang sama, GlobeScan melihat kenaikan identifikasi kewarganegaraan dunia pada tujuh negara non OECD, yakni Brasil, Cina, India, Indonesia, Kenya, Nigeria, dan Rusia. Sebelum krisis keuangan, negara-negara OECD melaporkan tingkat yang lebih tinggi terkait warga dunia daripada yang non OECD.
Jerman, secara khusus, melihat penurunan perusahaan global. Sekitar 30 persen orang yang disurvei mengidentifikasi pertama kalinya sebagai warga dunia ketimbang warga Jerman. Angka tersebut merupakan persentase terendah yang didapat GlobeScan sejak 2001.
Sementara, 34 persen responden di Jerman mengatakan setuju menikahi orang dari latar belakang berbeda. Namun mayoritas dengan persentase 54 persen warga Jerman yang disurvei, mengatakan mereka setuju menerima negara dari pengungsi yang melarikan diri dari krisis di Suriah.
QZ.COM | BBC | FRISKI RIANA