TEMPO.CO, Jakarta - Wandi Rahardian, 28, merupakan satu dari sepuluh warga Indonesia yang disandera kelompok militan Abu Sayyaf. Sebelum disandera, ia bertugas sebagai koki di kapal Brahma 12, tempatnya bekerja.
Ditemui setelah pembebasannya beserta sepuluh anak buah kapal Brahma yang disandera Abu Sayyaf, Wandi menceritakan pengalamannya 30 hari menjadi sandera kelompok milisi bersenjata, yang bermarkas di Filipina Selatan itu.
Pada 26 Maret 2016, kelompok Abu Sayyaf menyambangi kapal Brahma menggunakan kapal boat bermuatan sepuluh anggota militan bersenjata lengkap. "Saat itu awak kapal tidak melakukan perlawanan," ujar Wandi di gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Senin, 2 Mei 2016.
Selama disandera, Wandi menuturkan ia bersama sembilan rekan kerjanya mendapat perhatian khusus dari para penyandera Abu Sayyaf. Tidak ada perlakuan kasar atau kekerasan dari para penyandera. "Mereka baik-baik saja," katanya.
Bahkan, untuk makan pun, Wandi mengaku diperlakukan dengan baik, meski waktunya tidak teratur. Makanan untuk penyandera dan orang yang disandera pun tidak dibedakan. "Apa yang mereka makan, kami pun makan," ucap Wandi.
Selama disandera, baik yang disandera maupun penyandera tidak menetap di satu tempat. Sandera kerap dipindahkan dari satu hutan ke hutan lainnya. "Kami biasanya pindah setiap malam," ujarnya.
Sepuluh warga Indonesia, yang bekerja sebagai anak buah kapal Brahma 12 dan Anand 12, diculik di perairan Filipina selatan. Abu Sayyaf meminta tebusan kepada pemerintah Indonesia sebanyak 50 juta peso atau setara dengan Rp 13,5 miliar. Mereka dilepaskan kemarin, 1 Mei 2016.
ABDUL AZIS
Baca juga:
Ahok Buka Rahasia Mundurnya Rustam Effendi, Ternyata...
PDIP Siapkan Risma Tantang Ahok, Ada yang Menghindar?
BERITA MENARIK
Jurnalis Prancis Menyusup ke Markas ISIS, Ini Temuannya
Ahok Buka Rahasia Mundurnya Rustam Effendi, Ternyata...