TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir menyiapkan 2.300 beasiswa unggulan untuk dosen Indonesia. "Pada 2016, kami menyediakan dua ribu beasiswa dosen untuk studi dalam negeri dan tiga ratus beasiswa untuk studi luar negeri bagi dosen unggulan," katanya melalui keterangan pers yang diterima Tempo, Senin, 2 Mei 2016.
Nasir mengatakan program yang disebut Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia (BUDI) ini terbuka bagi semua dosen tetap dari perguruan tinggi negeri dan swasta yang telah memiliki Nomor Induk Dosen Nasional atau Nomor Induk Dosen Khusus. Syarat lain bisa dilihat pada situs resmi pemerintah yang tertera pada http://budi.ristekdikti.go.id.
Salah satu yang membedakan program beasiswa dosen kali ini adalah kerja sama Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi dengan Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP). "Kami menggunakan cash management yang dimiliki LPDP," kata Nasir.
Menurut Nasir, kerja sama dengan LPDP dapat menguntungkan para penerima beasiswa karena diharapkan proses penerimaan uang beasiswa akan berjalan lebih lancar. Selama ini, kata Nasir, banyak mahasiswa yang mengeluh karena pencairan uang beasiswanya tersendat. "Akibatnya, kuliah mereka tentu terganggu," kata Nasir yang enggan hal ini terulang kembali.
Dana beasiswa yang akan disalurkan dalam program ini dilakukan dengan standar LPDP, baik dalam hal besaran maupun mekanisme pencairan dananya. Beasiswa ini juga akan memantau perkembangan kemajuan studi penerima dan kinerja perguruan tinggi penyelenggara pendidikan pascasarjana.
Seleksi penerimaan beasiswa studi dalam negeri dilakukan secara sinergi yang akan dilakukan antara Perguruan Tinggi Penyelenggara Pendidikan pascasarjana, Ditjen Sumber Data Iptek dan Dikti, dan LPDP. Sedangkan untuk beasiswa luar negeri, seleksi hanya dilakukan melalui kerja sama antara Ditjen Sumber Daya Iptek beserta Dikti dan LPDP.
Dengan adanya kesempatan ini, Nasir meminta para dosen Indonesia mengembangkan diri lagi dengan meningkatkan kompetensi yang ada. "Silakan berkompetensi secara sehat, dan gunakan kesempatan ini sebaik-baiknya," katanya. Ia berharap para dosen bisa memberi kontribusi lebih bagi proses belajar-mengajar para mahasiswa.
MITRA TARIGAN