Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Larang Anak Bicara dengan Orang Asing Kenapa Tak Cukup?

Editor

Indah Pratiwi

image-gnews
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kerap kita mendengar nasihat seorang ibu kepada anaknya untuk tidak berbicara dengan orang asing yang tak dikenal. Orang tua khawatir anaknya terbujuk dan menjadi korban penculikan.

Padahal faktanya, 90 persen penculikan terhadap anak justru dilakukan oleh orang di sekitarnya atau yang mereka kenal. Karenanya, tak cukup hanya mengajarkan anak kita untuk tak berbicara dengan orang asing saja, namun yang lebih penting adalah mengajarkan apa yang harus dilakukan anak kita jika bertemu orang yang beritikad tidak baik.

Baca juga:
Ahok Buka Rahasia Mundurnya Rustam Effendi, Ternyata...

PDIP Siapkan Risma Tantang Ahok, Ada yang Menghindar?

Bayangkanlah anak kita yang polos bermain di taman dan didekati oleh orang asing. Orang yang tak dikenalnya itu menanyakan sesuatu dengan ramah, bukan mengancam, karena kebanyakan orang asing tidak muncul dengan wajah menyeramkan. Padahal, yang kita gambarkan tentang orang asing adalah sesuatu yang menakutkan, sesuatu kejahatan yang akan berujung dengan penculikan. Sebagian besar anak-anak, menurut KidSafe, akan jadi bingung.

"Frase 'jangan berbicara dengan orang asing' itu sangat bias, karena bukan rencana aksi yang jelas yang Anda sampaikan pada mereka," kata lembaga nonprofit yang bergerak di bidang pencegahan insiden pada anak ini. Apalagi jika merujuk pada fakta pelaku kejahatan terhadap anak umumnya adalah orang yang mereka kenal.

Sebab itu, lembaga KidSafe menyarankan untuk mengubah bahasa kita saat menyampaikan peringatan kepada anak, tanpa perlu sang anak merasa ketakutan.  Yang terpenting, mengajarkan kepada anak apa yang harus mereka lakukan.

"Ajarkan keterampilan keselamatan dengan menjelaskan tentang 'bagaimana jika'. Katakanlah kepada anak Anda: 'Bagaimana jika kamu didekati oleh orang asing, terutama jika diminta untuk membantunya, apa yang akan kamu lakukan?' Baru kemudian setelah mendengar jawabannya, Anda jelaskan sudut pandang Anda," tulis KidSafe.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

KidSafe menyarankan untuk memberitahu pada anak bahwa tak seharusnya orang dewasa meminta bantuan kepada anak-anak. Jika perlu, mereka bisa bertanya atau meminta bantuan orang dewasa lainnya. Selain itu, KidSafe menganjurkan mengajarkan kepada anak tentang perlunya mencari orang dewasa yang dipercaya di sekitarnya untuk melaporkan apa yang terjadi. Jika mungkin, melaporkannya ke polisi.

KidSafe menyatakan seringkali sebagai orang tua kita mengajar dengan menyebarkan ketakutan. "Jangan bicara dengan orang asing, jangan memakai narkoba, jangan membuka pintu ketika di rumah sendirian. Padahal yang perlu kita ajarkan adalah keterampilan proaktif, keterampilan tentang bagaimana untuk bertindak yang benar," ujarnya.

Lembaga ini menyatakan anak-anak yang dibesarkan dengan keterampilan keselamatan diri memiliki tingkat kepercayaan diri dan tanggung jawab yang tinggi. Selain itu, juga mampu mengembangkan ketajaman intuisi pada usia yang lebih muda.

INDAH P | BABY CENTER

Berita lainnya:
Cara Mengajarkan Anak Berhitung
4 Kebutuhan Psikologis Anak Korban Perceraian
Deteksi Suasana Hati Anak Lewat Warna

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

10 jam lalu

Ilustrasi Pemerkosaan. shutterstock.com
Tanggapan Korban atas Vonis 15 Tahun Kiai Gadungan Pemerkosa Santri

Terdakwa melalui kuasa hukumnya telah memutuskan untuk mengajukan banding atas vonis hakim. Akui pemerkosaan terhadap tiga santri dan jamaah.


Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

21 hari lalu

Menteri PPPA Apresiasi Program Binaan Pertamina di Sulsel

Kunjungan kerja Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Republik Indonesia ke Provinsi Sulawesi Selatan menjadi momentum penting dalam mengapresiasi peran Pertamina dalam mendukung pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.


Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

37 hari lalu

Ilustrasi Persekusi / Bullying. shutterstock.com
Marak Kekerasan Anak di Sekolah, KPAI Dorong Percepatan Pembentukan Satgas Daerah dan Tim PPKSP

KPAI meminta segera dibentuk Satgas Daerah dan Tim Penanganan Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan (PPKSP).


Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

46 hari lalu

Penanganan kasus pengeroyokan di SMP Negeri 13 Terititip, Balikpapan Timur. Instagram/PolsekBppntimur
Viral Video Bullying di Balikpapan: Pelajar SMP Dijambak dan Ditinju, Kasus Ditangani Polisi

Dunia pendidikan Indonesia kembali tercoreng dengan kasus perundungan (bullying) siswa oleh rekan-rekannya


Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

48 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Sudah Tetapkan Tersangka, Polisi Ungkap Motif Bullying di Binus School Serpong

Polres Tangerang Selatan mengungkap motif di balik bullying atau perundungan di Binus School Serpong.


Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

48 hari lalu

Penetapan tersangka dan ABH dalam kasus bullying geng pelajar Binus School Serpong di Mapolres Tangerang Selatan, Jumat 1 Maret 2024. TEMPO/Muhammad Iqbal
Satu Tersangka Bullying di Binus School Serpong sudah Bukan Pelajar

Polisi menetapkan 4 tersangka dan 8 Anak Berhadapan Hukum dalam kasus bullying di Binus School Serpong


KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

57 hari lalu

KPAI dan UPTD PPA Kota Tangerang Selatan mendatangi Polres Tangsel dalam kasus bullying di SMA Binus Serpong, Selasa 20 Februari 2024. (TEMPO/Muhammad Iqbal)
KPAI Minta Kasus Perundungan di Binus School Harus Dilakukan Secara Cepat

Komisioner KPAI Diyah Puspitarini menyatakan akan mengawal secara transparan kasus perundungan geng Binus School ini.


FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

58 hari lalu

Binus School Serpong. serpong.binus.sch.id
FSGI Imbau Masyarakat Jangan Sebar Video Perundungan Siswa Binus Serpong

FSGI mengimbau agar video perundungan itu tidak lagi disebarluaskan karena berpotensi ditiru oleh peserta didik lain.


Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

58 hari lalu

Mobil yang dinaiki Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) tiba di Binus School Serpong pasca viralnya berita perundungan siswanya di Tangerang, Banten, Rabu, 21 Februari 2024. Perundungan ini menyebabkan korbannya dirawat di rumah sakit. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Korban Perundungan SMA Binus Serpong Bertemu KPAI dan PPA Tangsel, Menghindari Awak Media

Dalam pertemuan itu, KPAI memastikan korban bullying geng Binus School Serpong sudah mendapatkan pendampingan psikologis.


Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

3 Februari 2024

Capres nomor urut 1 Anies Baswedan, Capres nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto saat mengikuti debat ketiga Calon Presiden 2024 di Istora Senayan, Jakarta, Minggu, 7 January 2024. TEMPO/ Febri Angga Palguna
Save the Children Minta 3 Kandidat Tak Lupakan Isu Kesejahteraan Anak di Debat Capres Besok

Tiga calon presiden yaitu Anies Baswedan, Prabowo, dan Ganjar Pranowo diminta tak melupakan isu kesejahteraan anak di debat capres terakhir besok.