TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said hari ini. Sudirman menyatakan rapat itu membahas perkembangan proyek listrik dan perkembangan kilang.
"Tidak ada yang sifatnya policy. Cuma soal perkembangan kilang dan proyek Indonesia Terang," ujar Sudirman saat ditemui usai rapat di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta Pusat, Rabu, 4 Mei 2016.
Sudirman mengatakan, perkembangan proyek listrik 35 ribu megawatt sudah cukup bagus. "Yang sudah konstruksi 10 persen, yang sudah Power Purchase Agreement 31 persen, yang sedang dalam persiapan pelelangan 36 persen,” tuturnya. “Sisanya masih awal.”
Terkait proyek pembangunan kilang minyak di Tuban, menurut Sudirman, PT Pertamina tengah menyeleksi calon mitra strategisnya dalam membangun kilang tersebut. "Mudah-mudahan dalam 1-2 minggu akan ada kesimpulan akhir siapa yang akan menjadi mitranya. Sebentar lagi lah," ujarnya.
Pada 28 April lalu, Pertamina menyatakan bahwa pilihannya hampir jatuh pada perusahaan minyak asal Rusia, Rosneft. Sementara itu, calon mitra strategis Pertamina lainnya adalah Saudi Aramco, China National Offshore Oil Corporation, Kuwait Petroleum International, serta konsorsium perusahaan Thailand, yakni PT TGC Thailand dan Thai Oil Thailand.
Menurut rencana Pertamina, kilang yang berada di Jawa Timur itu dapat mengolah minyak mentah hingga 300 ribu barel per hari. Pembangunannya akan menelan biaya sebesar US$ 14 miliar. Nantinya, mitra yang terpilih mendapatkan kepemilikan maksimal 49 persen.
Menurut juru bicara Pertamina, Wianda Pusponegoro, kilang itu akan mampu mengolah minyak jenis sweet crude. Jenis minyak yang sama juga diproduksi oleh Rosneft. Menurut Wianda, pengolahan minyak jenis tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan dengan negara-negara Timur Tengah yang memproduksi minyak jenis sour crude.
ANGELINA ANJAR SAWITRI