TEMPO.CO, London - Para peneliti membongkar rahasia di balik otak seorang psikopat. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa pria yang dihukum karena pembunuhan, pemerkosaan, dan kekerasan memiliki kelainan struktural dalam otaknya.
Para peneliti, yang berbasis di King's College London's, Institute of Psychiatry, Inggris, mengatakan struktur otak psikopat sangat unik, tidak sama dengan otak yang dimiliki pelaku kekerasan lain. Bahkan bila dibandingkan dengan otak pelaku kekerasan yang mempunyai gangguan kepribadian antisosial.
Baca Juga:
Hasil penelitian menunjukkan bahwa psikopat—yang ditandai dengan kurangnya sifat empati—memiliki area abu-abu yang lebih kecil di bagian otak yang berperan memahami emosi orang lain.
Pemimpin penelitian, Nigel Blackwood, mengatakan hasil memindai otak dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mendiagnosis sub-kelompok pelaku kriminal yang melakukan kekerasan. Karena itu, temuan ini sangat penting untuk rehabilitasi para pelaku kriminal.
Menurut dia, pengobatan kognitif dan perilaku dapat diterapkan kepada orang-orang dengan gangguan kepribadian antisosial. Namun pendekatan serupa mungkin tidak bekerja bagi psikopat yang mengalami kerusakan otak.
"Untuk mengetahui jenis pengobatan mana yang bekerja, kami harus jelas mendefinisikan seperti apa orang yang akan diobati," kata Blackwood.
Essi Viding, seorang profesor bidang psikologi dan ilmu bahasa dari University College, London, yang tidak terlibat dalam penelitian Blackwood, mengatakan temuan ini memberikan bukti baru yang signifikan. Temuan Blackwood membuktikan pentingnya membedakan antara psikopat dan non-psikopat daripada mengelompokkan mereka bersama-sama.
Menurut Viding, temuan ini juga berimplikasi pada sistem peradilan. Sebab, menghubungkan psikopat dengan fungsi otak dapat meningkatkan peluang pembelaan dengan alasan kegilaan.
Kasus Anders Behring Breivik, warga Norwegia yang membantai 77 penduduk pada Juli tahun lalu, menambah keingintahuan masyarakat tentang apa yang ada di dalam kepala penjahat. Pengadilan menunjuk dua tim psikiater untuk memeriksa kejiwaan Breivik. Mereka membuat kesimpulan yang berlawanan tentang kesehatan mentalnya. Breivik sendiri berkeras menolak disebut gila.
REUTERS | AMRI MAHBUB