TEMPO.CO, Jakarta - Mantan gelandang Bayern Munchen Michael Ballack mengakui bahwa mantan timnya itu akan menemui kesulitan besar membalikkan ketinggalan 0-1 di leg pertama menjadi kemenangan di leg kedua dalam semifinal Liga Champions Eropa melawan Atletico Madrid.
Bayern Munchen harus menerima kekalahan dalam leg pertama di kandang Atletico pekan lalu akibat gagal membalas gol luar biasa dari Saul Niguez berupa aksi individu membawa bola sepertiga lapangan dan melewati sejumlah pemain Munchen sebelum menjebol gawang Manuel Neuer.
Pada Rabu dini hari WIB (4/5/2016) mulai pk. 01:45 WIB Bayern Munchen berkesempatan membalas ketika enjamu Atletico di Stadion Allianz Arena dalam pertandingan leg kedua yang akan dipimpin wasit Cuneyt Cakir dari Turki dan direncanakan disiarkan secara langsung oleh RCTI.
Guardiola tersandung dalam dua perhelatan terakhir Liga Champions di semifial akibat kalah dari dua tim Spanyol lainnya, Real Madrid dan Barcelona, di mana kedua tim itu yang kemudian muncul sebagai juara.
Dengan demikian, apabila skuat besutan pelatih asal Spanyol tersebut akhirnya kalah dari Atletico Madrid, maka lengkaplah Bayern Munchen menuai kegagalan dari tiga tim terkuat di negara asal Pep Guardiola sendiri.
Ballack, yang bersama Bayer 04 Leverkusen dan Chelsea pernah merasakan kekalahan di pertandingan final Liga Champions ketika masih bermain, meragukan Bayern Munchen—yang dibelanya selama empat musim pada 2002-2006—mampu membalikkan skor kontra Atletico.
“Ini sulit. Sebenarnya Munchen mampu mengalahkan tim mana pun,. Tapi menghadapi Atletico, mereka tim yang sangat kuat, tumbuh dari pengalaman sejak kalah di final Liga Champions dari Real Madrid 2 tahun lalu. Sungguh sulit bagi Bayern mencapai final,” kata Ballack kepada Omnisport.