TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Emas dan Permata Indonesia (APEPI) Iskandar Husin mengatakan penjualan emas pada kuartal pertama 2016 turun 15 persen akibat situasi ekonomi dan daya beli masyarakat yang masih lemah.
“Karena itu, diharapkan masyarakat pecinta emas melirik emas sebagai sesuatu yang bisa disimpan,” ujar Iskandar di sela-sela acara Jakarta International Jewellery Fair 2016 di Jakarta Convention Center, Jumat, 6 Mei 2016.
Iskandar menambahkan, masyarakat Indonesia semestinya bisa melihat emas sebagai tabungan yang bisa dijual kembali saat butuh dana. Sebab, selain sebagai aksesori yang dibutuhkan masyarakat perkotaan, emas bisa digunakan sebagai investasi.
Soal harga, Iskandar menyebutkan harga logam mulia masih berfluktuasi. Untuk emas 24 karat, harga yang dipatok sekitar Rp 540 ribu per gram. Untuk kadar 75 persen atau 18 karat, harganya sekitar Rp 405 ribu per gram.
Iskandar sangat berharap pameran perhiasan yang digelar pada 5-8 Mei ini bisa mendorong masyarakat berinvestasi dengan emas. Dalam pameran ini, pengunjung bisa mendapat emas dengan harga mulai Rp 50 ribu. Selain itu, terdapat promosi harga dan hadiah dalam pameran ini.
“Lewat pameran ini, masyarakat juga bisa melihat pameran produk UKM dan tren emas terbaru,” tutur Iskandar.
Ihwal tren 2017, Iskandar melihat kecenderungan pasar akan mencari produk emas dari batuan berwarna. Menurut dia, masyarakat akan lebih melek fashion.
BAGUS PRASETIYO