TEMPO.CO, Salzburg - Burung paling perkasa di dunia ternyata bukan elang atau alap-alap, yang dapat terbang hampir 300 kilometer per jam, melainkan burung ptarmigan batu atau burung Artik (Lagopus muta). Penelitian terbaru menunjukkan bahwa burung Artik ini benar-benar beradaptasi untuk hidup dalam kondisi ekstrem di belahan bumi utara.
Ptarmigan batu hidup sepanjang tahun di daerah es dan tundra di kutub utara. Burung bertubuh mirip ayam ini bisa tetap hidup sehat dan bugar meskipun bertambah gemuk. Ia dapat melipatgandakan bobot tubuhnya selama musim dingin.
"Besarnya energi untuk bergerak menjadi amat vital untuk bertahan hidup di kutub utara," kata John Lees dari University of Manchester di Inggris.
Bersama Jonathan Codd, Lees mempelajari pengaruh peningkatan suhu di kutub utara terhadap kehidupan burung Artik. Mereka mengerjakan penelitian di Svalbard, yang terletak jauh di utara Norwegia.
Mereka menggunakan treadmill mini untuk memantau aktivitas burung itu dan mengukur konsumsi oksigen burung ketika berjalan dan berlari. "Ptarmigan terlahir alami sebagai atlet. Segera setelah ditempatkan pada treadmill, mereka akan mulai berlari," kata Lees.
Lees dapat mengukur secara tepat besarnya energi yang digunakan burung Artik. Caranya dengan mengukur jumlah oksigen yang dikonsumsi dan karbon dioksida yang diproduksi burung saat berlari di atas treadmill.
Hasilnya sangat mengagumkan. Burung Arktik mengeluarkan energi dalam jumlah yang sama ketika mereka berjalan di musim panas. Padahal, saat musim dingin, tubuhnya bertambah gemuk secara signifikan. Lemak yang diproduksi di sekitar dada burung bertindak seperti gabungan toko makanan sekaligus jaket musim dingin.
Lees mengatakan, mempelajari cara bertahan hidup hewan Artik dapat memberikan petunjuk paling awal tentang dampak pemanasan global terhadap satwa liar. Sebab, hewan Artik memiliki kemampuan beradaptasi yang ekstrem terhadap lingkungan dingin.
NATURE NEWS | AMRI MAHBUB