TEMPO.CO, Gold Coast - Pameran wisata terbesar di Australia, Australian Tourism Exchange (ATE) 2016, digelar di Convention dan Exhibition Centre Gold Coast, negara bagian Queensland, Australia, 16-19 Mei 2016. Sebanyak lebih dari 2.300 delegasi agen perjalanan dari 30 negara di dunia mengikuti gelaran tersebut.
Event dagang antar-agen wisata dari berbagai negara dan operator wisata Australia saling bertukar informasi dan melakukan kontrak bisnis mereka. “ATE16 ini mempertemukan pebisnis wisata dengan konsumen di pasar internasional,” kata John O. Sullivan, Managing Director Australia Tourism, penyelenggara ajang ini, Senin, 16 Mei 2016.
John mengatakan sebanyak 2.300 delegasi dari 840 agen perjalanan dari Asia, Amerika, dan Eropa, serta 1.500 delegasi dari 532 operator wisata di Australia mengikuti acara tahunan yang baru pertama kali digelar di Gold Coast ini.
Menurut dia, perekonomian Australia banyak disumbang sektor wisata. Tahun lalu, jumlah pelancong asing yang datang ke Australia mencapai 7,4 juta orang atau tumbuh 8 persen dibanding tahun lalu. Adapun total belanja turis sebesar AUS$ 36,6 miliar, tumbuh 18 persen dibanding 2014.
Pertumbuhan jumlah pelancong dari kawasan Asia, khususnya Cina, cukup mengejutkan. Tahun lalu, sebanyak 1,02 juta turis asal Cina datang ke Australia. Cina menjadi pasar terbesar turisme Australia (tumbuh 45 persen pada 2015), menggeser pasar tradisional Selandia Baru (tumbuh 6 persen). Para turis Cina membelanjakan AUS$ 8,3 miliar dan turis Selandia baru AUS$ 2,6 miliar.
Sementara itu, turis Indonesia tercatat di posisi 12 besar. Tahun lalu, sebanyak 152 ribu orang Indonesia datang ke Australia. Mereka membelanjakan AUS$ 0,6 miliar. Manajer Pengembangan Bisnis Turisme Australia Agitya Nuraini mengatakan kunjungan dari Indonesia hanya tumbuh sekitar 1-2 persen pada tahun lalu.
Menurut dia, kali ini ada 15 dari 21 agen perjalanan Indonesia yang mengikuti ajang ATE16. Mereka berkenalan dengan operator baru dan operator wisata lama yang mungkin mempunyai program-program paket wisata baru. “Ke sini sekadar update,” kata Agitya.
Wisata ke Australia sedikit berbeda dengan Eropa, yang menawarkan wisata belanja barang-barang bermerek. Di Australia lebih banyak wisata perjalanan, mengalami sendiri bagaimana produksi wine dan keju, atau melihat-lihat peternakan. Paket lain berupa petualangan alam liar, seperti melihat kanguru, koala, wombat, dan lainnya.
Semua negara bagian mengikuti ajang ini, tapi destinasi favorit pelancong Indonesia biasanya di empat kota, yaitu Sydney, Melbourne, Gold Coast, dan Perth. Mereka sekarang hendak mempromosikan juga Canberra dan Tazmania, karena akhir tahun ini maskapai Singapore Airlines akan terbang langsung ke Canberra.
Gold Coast, Queensland dipromosikan Australia sebagai “Ibu Kota Wisata” Australia. Beragam wisata air dan pantai ada di sini, juga puluhan wahana dan taman tematik, resto, dan pusat perbelanjaan. Kota dengan pantai berpasir sepanjang 52 kilometer ini juga bersiap menyambut Commonwealth Games pada 2018.
AGUSSUP