TEMPO.CO, New York - Merokok selama kehamilan dapat meningkatkan peluang bayi mengidap skizofrenia di kemudian hari, sebuah studi terbaru menyimpulkan.
Skizofernia adalah penyakit atau gangguan mental yang ditandai dengan adanya gejala halusinasi dan delusi, gangguan pikiran, perilaku dan motivasi. Penelitian dilakukan para ilmuwan di Finlandia, dipimpin peneliti senior Profesor Alan Brown, dari University of Columbia di New York City.
Mereka menemukan bahwa semakin sering perempuan hamil bersentuhan dengan nikotin, semakin terbuka kesempatan mereka melahirkan anak yang terjangkit penyakit mental berat. Dikatakan, kandungan nikotin berat dalam darah ibu - mencapai 38 persen - adalah yang paling berpeluang menyebabkan anak terkena skizofrenia.
Metro.co.uk, Selasa, 24 Mei 2016, mengatakan dalam penelitian tersebut, beberapa wanita hamil ikut dilibatkan. Mereka direkrut ke dalam program Studi Prenatal Finladnia tentang Skizofrenia. Tes darah dilakukan selama trimester (periode tiga bulan) pertama dan kedua kehamilan.
Para ilmuwan juga menganalisis data dari 1.000 pasien skizofrenia. Mereka mencocokan catatan kelahiran dan kesehatan. Kebiasaan merokok dinilai dengan melihat kadar nikotin, cotinine, dalam darah.
Berdasarkan pengukuran ini, seperlima ibu dari para pasien penderita skizofrenia ditemukan telah merokok berat saat hamil. "Sepengetahuan kita, ini adalah studi pertama berbasis biomarker yang menunjukkan hubungan antara paparan nikotin pada janin dan skizofrenia," kata Professor Brown.
Menurut Brown, nikotin menyeberangi plasenta dengan mudah dan memasuki aliran darah janin, menyebabkan kelainan perkembangan saraf. "Temuan ini menggarisbawahi pentingnya pendidikan kesehatan pada masyarakat, bahwa merokok mungkin memiliki konsekuensi buruk pada anak-anak dari waktu ke waktu."
Penelitian sebelumnya oleh tim yang sama menunjukkan bahwa anak yang ibunya merokok saat hamil memiliki risiko terserang gangguan bipolar. Penelitian ini diterbitkan dalam American Journal of Psychiatry.
METRO.CO.UK | MECHOS DE LAROCHA