TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perlambatan ekonomi bisa menjadi momentum memperbaiki industri nasional. Ia menilai sektor minyak dan gas bisa didorong menuju industri prioritas lantaran mempunyai dampak besar bagi ekonomi.
Darmin menuturkan pemerintah akan berupaya memberikan perhatian pada sektor migas. "Area sektor migas bisa disempurnakan tahun ini juga. Soalnya, kita tidak punya waktu," kata Darmin saat memberikan sambutan dalam acara Indonesian Petroleum Association (IPA) ke-40 di Jakarta, Rabu, 25 Mei 2016.
Menurut Darmin, sejak krisis ekonomi 1998, produksi minyak nasional tak optimal dan kerap tidak mencapai target. Salah satu yang menjadi sorotan ialah belum bagusnya kerangka kebijakan pada industri migas. "Kita tidak sentuh dengan baik area ini. Ini area rumit sensitif," ucap Darmin. Apalagi, sejak dua tahun terakhir, harga migas merosot dan membuat investasi menurun.
Darmin mengakui reformasi kebijakan melalui deregulasi, terutama dua kebijakan dari 12 paket kebijakan, yaitu pelonggaran daftar negatif investasi dan kemudahan berbisnis, belum memberikan dampak optimal.
Namun, dari sisi pertumbuhan ekonomi, kata Darmin, ada sedikit perbaikan pada awal tahun ini dibanding 2015. Agar Indonesia tidak terbawa arus pelemahan ekonomi global, Darmin memastikan reformasi kebijakan akan terus berlanjut.
Adapun Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menganggap melambatnya ekonomi global bukan alasan bagi pelaku usaha pada sektor migas untuk ikut menurun. Ia mengatakan saat ini adalah waktu yang tepat untuk melakukan inovasi. "Saatnya menemukan cara kerja baru dan inovasi," kata Sudirman.
Sudirman berharap pertemuan IPA yang ke-40 bisa melahirkan solusi untuk mendongkrak industri ekonomi agar tidak berlarut-larut dalam pelemahan. Dari sisi pemerintah, kata dia, Kementerian ESDM berupaya mempermudah mekanisme perizinan. Dalam setahun terakhir, Kementerian sudah memangkas sekitar 60 persen perizinan. "Nantinya izin pada sektor migas bisa meruncing jadi 20 izin saja," tuturnya.
ADITYA BUDIMAN