TEMPO.CO, Cirebon – Wali Kota Cirebon Nasrudin Azis kecewa atas batalnya pengembangan Pelabuhan Cirebon. Padahal, kata dia, keberadaan pelabuhan bisa membuat Kota Cirebon menjadi lebih maju. “Sebagai kepala daerah, saya tentu sangat mendambakan Kota Cirebon menjadi lebih maju dengan pengembangan pelabuhannya,” katanya, Kamis, 26 Mei 2016.
Pelabuhan, kata dia, dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bila perekonomian tumbuh, hal itu bisa berdampak kesejahteraan warga. Namun, sejak PT Pelindo II Pelabuhan Cirebon menunjukkan keengganannya mengembangkan pelabuhan, peningkatan perekonomian warga Cirebon terancam melambat. Keengganan itu muncul akibat dicoretnya aktivitas bongkar-muat batu bara dari Rencana Induk Pelabuhan (RIP) oleh pemerintah daerah dan DPRD.
Padahal, ujar Azis, pencoretan aktivitas bongkar-muat batu bara dalam RIP baru berupa kajian sementara. “Termasuk mempertimbangkan DPRD Kota Cirebon yang minta dicoret. Tapi keputusan (pencoretan) itu belum final,” ucapnya.
Hingga kini, tutur Azis, masih ada dua opsi untuk bongkar-muat batu bara di Pelabuhan Cirebon, yaitu ditutup total atau dibuka kembali dengan syarat yang ketat. “Kami lebih dulu akan menggelar rapat besar yang melibatkan semua pihak,” katanya.
Pihak yang pro dan kontra terhadap bongkar-muat batu bara di Pelabuhan Cirebon akan diundang dalam rapat besar itu, termasuk pihak terkait di Pemerintah Provinsi Jawa Barat. “Setelah rapat besar, barulah ada keputusan pasti soal RIP,” tuturnya.
Azis pun meminta Kantor Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan serta PT Pelindo tidak emosional menyikapi kondisi yang terjadi. Azis juga meminta warga Cirebon bisa memahami dan bijak menyikapi kebutuhan perkembangan kota. “Sebelum Lebaran, keputusan pasti soal RIP sudah ada,” katanya.
Sebelumnya, Asisten General Manager Pengendalian Kinerja dan PFSO PT Pelindo II Pelabuhan Cirebon Iman Wahyu mengatakan pihaknya tidak akan mengembangkan Pelabuhan Cirebon jika aktivitas bongkar-muat batu bara dicoret dari RIP. “Lebih baik dibatalkan saja,” ujarnya.
Alasannya, kata Imam, pendapatan terbesar Pelabuhan Cirebon selama ini berasal dari bongkar-muat batu bara. Bahkan nilainya mencapai 80 persen dari total pendapatan Pelabuhan Cirebon.
Padahal, kata Iman, dalam RIP dijelaskan bahwa dermaga bongkar-muat batu bara akan dibangun hampir 1 kilometer dari bibir pantai. Upaya tersebut untuk meminimalkan debu batu bara agar jauh dari permukiman penduduk. ”Tapi tetap saja dicoret,” tuturnya.
IVANSYAH