TEMPO.CO, Jakarta - Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, Sensus Ekonomi 2016 telah mencapai perkembangan hingga 85 persen. "Tapi, seandainya ada rumah tangga yang terlewat pencacahannya, tetap kami kumpulkan datanya setelah 31 Mei," kata Sasmito saat dihubungi Tempo, Sabtu, 28 Mei 2016.
Tenggat waktu Sensus Ekonomi 2016 jatuh pada akhir bulan ini. Sasmito mengatakan, BPS mematok target 100 persen usaha tercacah hingga batas waktu 31 Mei. "Kami memastikan usaha yang ada dan hidup dulu. Maksimal akhir Juni, seluruh usaha sudah teridentifikasi," kata Sasmito.
Hingga kini, menurut Sasmito, BPS belum memiliki gambaran mengenai hasil dari sensus tersebut. Dia mengatakan, data berupa aktivitas perusahaan, besaran usaha, tenaga kerja yang dimiliki, penggunaan internet, dan lain sebagainya sudah dikumpulkan oleh BPS. "Tapi belum kami olah. Kami akan identifikasi dan verifikasi dulu," dia menuturkan.
Sasmito berujar, pengecekan ulang diperlukan agar hasil dari sensus akurat. Jika saat pengecekan ditemui data yang belum valid, BPS akan mengkonfirmasi ulang data tersebut kepada perusahaan yang bersangkutan sepanjang Juni hingga Oktober. "Kan kadang ada yang salah tulis. Dari jutaan perusahaan, ada puluhan ribu yang pasti begitu," dia menuturkan.
Pada Mei ini, pemerintah menggelar Sensus Ekonomi 2016. Sensus yang melibatkan sekitar 300 ribu pegawai BPS itu berlangsung selama 30 hari. Kepala BPS Suryamin menuturkan puluhan juta pelaku usaha akan disensus. Data sensus ekonomi 2016 akan menggambarkan potensi ekonomi Indonesia.
Saat ditemui pada 1 Mei lalu, Sasmito menargetkan pada Agustus nanti, data jumlah usaha di seluruh Indonesia sudah didapatkan. Sementara data jumlah pekerja dan total omset ditargetkan rampung pada 15 Desember. "Pada 2017, selesai data permasalahan-permasalahan bisnisnya. Semua informasi akan selesai pada 2018," kata dia.
ANGELINA ANJAR SAWITRI