TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari seratus ilmuwan terkemuka menyarankan agar Olimpiade 2016, yang bakal dihelat di Rio de Janeiro, Brasil, ditunda atau dipindahkan karena adanya wabah Zika. Dengan merebaknya virus Zika, menurut para ilmuan, “tidak etis” terus melanjutkan Olimpiade sesuai rencana. Saran itu sudah mereka sampaikan dalam surat terbuka kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Mereka menyerukan kepada WHO untuk meninjau kembali penanganan virus Zika, terutama yang terkait dengan cacat lahir yang serius pada bayi. Wabah penyakit nyamuk ini dimulai di Brasil tahun lalu, tapi sekarang lebih dari 60 negara dan wilayah telah melanjutkan transmisi.
Surat itu ditandatangani 150 ilmuwan internasional, dokter, dan ahli etika medis dari lembaga-lembaga, seperti Oxford University dan Harvard serta Yale di Amerika Serikat.
Mereka mencatat adanya kegagalan program pemberantasan nyamuk di Brasil, dan melemahnya sistem kesehatan negara itu sebagai alasan untuk menunda atau memindahkan Olimpiade. "Sebuah risiko yang tidak perlu ditimbulkan ketika 500 ribu wisatawan asing dari berbagai negara menghadiri Olimpiade berpotensi terkena virus itu," demikian tertulis dalam surat yang dilansir BBC, Sabtu, 28 Mei 2016.
Risiko besar tersebut akan semakin bertambah jika atlet yang tertular virus kemudian kembali ke negara asalnya yang belum mengalami wabah Zika.
WHO telah menyatakan virus Zika saat ini sedang dalam keadaan darurat bagi kesehatan masyarakat global. Sebelumnya, beberapa ahli kesehatan masyarakat memperingatkan bahwa ratusan ribu orang diperkirakan tiba di Rio de Jenairo. Kehadiran orang-orang tersebut diduga akan mempercepat penyebaran Zika.
Adapun pada Mei lalu, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menyatakan tidak ada alasan untuk menunda atau memindahkan pertandingan karena Zika. Apalagi Olimpiade 2016 rencananya berlangsung pada 5-21 Agustus mendatang.
Kamis, 26 Mei lalu, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mengatakan ancaman virus Zika tidak dapat menghentikan perhelatan Olimpiade. "Tidak ada alasan kesehatan masyarakat untuk membatalkan atau menunda Olimpiade," kata Dr Tom Frieden.
ABDUL AZIS | BBC