Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kuasa dan Trauma dalam Pentas Teater Garasi  

Editor

Zed abidien

image-gnews
Sejumlah aktor dari teater Garasi mementaskan teater bertajuk
Sejumlah aktor dari teater Garasi mementaskan teater bertajuk "Gandamayu" yang diadaptasi dari novel Gandamayu karya Putu Fajar Arcana, di Gedung Kesenian Jakarta, Jakarta, Senin (3/9). TEMPO/Dhemas Reviyanto
Iklan

TEMPO.CO, Yogyakarta - Tubuh Ari Dwianto berlumur noda hitam. Ia melakukan gerakan mengoyak mulut, menyilet pelipis, dan memegang kepala. “Kamu PKI? Bukan, saya BTI,” kata Ari bermonolog.

Sadis adalah kesan yang muncul dalam pentas Teater Garasi bertajuk “Wondering Wonderland” di Teater Garasi, Yogyakarta, Sabtu malam, 28 Mei 2016. Ini merupakan festival kecil yang merangkum karya-karya terbaru dan sedang dikerjakan secara kolektif oleh seniman Teater Garasi. Acara itu berlangsung pada 26-29 Mei.

Ari mementaskan satu di antara tiga fragmen berjudul Yang Fana adalah Waktu dan Kita Abadi. Pementasan itu berlangsung di tiga ruangan berbeda. Karya bersama seniman Teater Garasi itu disutradarai oleh Yudi Ahmad Tajudin. Karya itu sedang digarap kembali untuk dipentaskan di Jakarta akhir Juli tahun ini. Pentas akan ditampilkan dalam tiga bagian pendek bertajuk “Paradise Now!”.

Kita Abadi pernah dipentaskan di auditorium Pusat Kebudayaan Koesnadi Hardjasoemantri atau eks Purna Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta pada 23 dan 24 Juni 2015. Judul karya terbaru Garasi itu meminjam puisi sastrawan Sapardi Djoko Damono berjudul Yang Fana adalah Waktu. Yang berbeda dari pentas sebelumnya, kali ini penonton disuguhi seni instalasi karya Jompet Kuswidananto.

Jompet menyajikan kumpulan kain hitam yang dipajang menggantung pada langit-langit ruangan berdinding putih. Pada lantai ruangan, berceceran noda hitam. Kain itu, menurut Jompet, adalah bendera yang identik dengan kekuasaan tertentu, yang penuh jargon. Karya seni instalasi itu berjudul Yang Tegak yang Jatuh. “Ini gambaran trauma atas kekerasan yang sudah dan sedang berlangsung. Ada kebenaran-kebenaran yang diingkari,” kata Jompet kepada Tempo, Ahad, 29 Mei 2016.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ia menuturkan tema karyanya itu mempelajari jatuh bangunnya rezim penguasa yang sering memakan korban dan meninggalkan trauma. Jompet tidak mengkhususkannya pada peristiwa 1965, yang saat ini ramai dibicarakan publik. Lewat ruangan yang dibikin seperti bocor dengan penuh noda hitam itu, Jompet ingin membangun pengalaman. Ada perasaan tidak aman. Secara visual, noda hitam bisa juga berarti duka bagi korban atas kekerasan suatu rezim.

Seperti pentas di PKKH UGM sebelumnya, hampir semua adegan menggambarkan kebencian, kebengisan, kejam, kebrutalan, kebiadaban, dan kebuasan. Suasana dibuat muram, sedih, gelap. Pesan kebencian dan kekerasan juga muncul dalam fragmen keluarga yang sedang berkumpul menghadap meja panjang. Perjalanan hidup keluarga ini kacau. Mereka adalah Rosnah (Arsita Iswardhani), Rosyid Samudra (MN Qomaruddin), Mohammad Husen (Ari Dwianto), dan ibu dari keluarga ini (Erythrina Baskoro). Rosyid Samudera sangat membenci komunis.

Selain pentas teater, Garasi menyuguhkan pembacaan buku kumpulan cerita Gunawan Maryanto berjudul Sukra’s Eyes and Other Tales. Buku ini ikut dipamerkan dalam Frankfurt Book Fair 2015. Ada pula pertunjukan dari warga kampung Nitiprayan, di antaranya Sanggar Tari Udan Sore dan Paguyuban Seni Nitibudaya.

SHINTA MAHARANI

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

1 hari lalu

Kampung Wisata Purbayan Kotagede Yogyakarta. Dok. Istimewa
Tak Hanya Malioboro, Tiga Kampung Wisata di Yogyakarta Ini juga Dilirik Wisatawan saat Libur Lebaran

Tiga kampung wisata di Kota Yogyakarta ini paling banyak didatangi karena namanya sudah populer dan mendapat sederet penghargaan.


Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

12 hari lalu

Alat Peraga Manual Pump di Kampung Kerajinan Taman Pintar Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Mengintip Wahana Baru di Taman Pintar Yogyakarta saat Libur Lebaran

Dua alat peraga baru di Taman Pintar Yogyakarta di antaranya multimedia berupa Videobooth 360 derajat dan Peraga Manual Pump.


Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

16 hari lalu

Karcis parkir yang diberi tempelan jasa titip helm di Kota Yogyakarta. (Dok: media sosial)
Viral Karcis Parkir Resmi Ditempeli Tambahan Biaya Titip Helm, Dishub Kota Yogyakarta Bakal Bertindak

Dalam foto yang beredar, terdapat tambahan karcis tidak resmi untuk penitipan helm yang membuat tarif parkir di Yogyakarta membengkak.


BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

36 hari lalu

Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Parangkusumo di Bantul, DI Yogyakarta, Jumat 1 Januari 2021. Pascapenutupan kawasan wisata pantai selatan Yogyakarta pada malam pergantian tahun baru, pengunjung memadati kawasan tersebut untuk menghabiskan libur tahun baru meskipun kasus COVID-19 di Yogyakarta terus meningkat. ANTARA FOTO/Hendra Nurdiyansyah
BMKG Yogyakarta Keluarkan Peringatan Cuaca Ekstrem, Wisatawan Perlu Waspada saat ke Pantai

Seorang wisatawan asing asal Hungaria juga dilaporkan sempat terseret ombak tinggi saat sedang melancong di Pantai Ngandong, Gunungkidul, Yogyakarta.


KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

41 hari lalu

KKP dan UGM Sepakati Kerja Sama Bidang Kelautan

Kerja sama melibatkan sejumlah fakultas di UGM.


Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

42 hari lalu

Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta secara simbolik melakukan penutupan TPA Piyungan pada awal Maret 2024. TPA Piyungan selama ini menampung sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul. (Dok. Istimewa)
Yogyakarta Tutup TPA Piyungan, Bagaimana Pengelolaan Sampah Destinasi Wisata Itu di Masa Depan?

Penutupan TPA Piyungan diharapkan bakal menjadi tonggak perubahan dalam pengelolaan sampah di Yogyakarta.


Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

44 hari lalu

Sejumlah karya industri kreatif dipamerkan di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN) di Yogyakarta.  (Dok. Istimewa)
Sokong Wisata Berkualitas, Yogyakarta Bentuk Ekosistem Kota Kreatif

Yogyakarta memiliki unsur 5K yaitu Kota, Korporasi, Komunitas, Kampung dan Kampus, yang jadi modal mewujudkan Yogyakarta sebagai Kota Kreatif.


Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

49 hari lalu

Bersama Baznas, Berkolaborasi Menghimpun Potensi Zakat

Baznas hingga saat ini telah melakukan kolaborasi penuh dengan Lembaga Amil Zakat


Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

52 hari lalu

Tradisi Selasa Wagen yang meliburkan para pedagang di kawasan Malioboro Yogyakarta untuk bersih bersih kawasan kembali digelar Selasa (27/2). (Dok. Istimewa)
Mengenal Tradisi Selasa Wagen, Hari Saat Pedagang Malioboro Beristirahat dan Bersih Bersih

Selasa Wagen di kawasan Malioboro berlangsung setiap 35 hari sekali merujuk hari pasaran kalender Jawa.


Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

57 hari lalu

Salah satu peserta saat mengikuti pembelajaran pawiyatan aksara Jawa di Kota Yogyakarta. (Dok. Istimewa)
Jurus Yogya Lestarikan Aksara Jawa, Gelar Sekolah Khusus di Seluruh Kampung

Pawiyatan aksara Jawa ini digelar serentak di 30 kampung mulai 20 Februari hingga 5 Maret 2024 di Kota Yogyakarta.