TEMPO.CO, Yogyakarta - Kepolisian Sektor Kraton Kota Yogyakarta menyita sembilan lukisan karya seniman Ervancehavefun dan Sebtian yang dipamerkan di Galeri Independent Art-Space & Management (IAM) Jalan Nagan Lor, Patehan, Kraton, Kota Yogyakarta. Galeri itu juga dituding menjadi tempat berlangsungnya sarasehan komunitas lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT).
Puluhan polisi mengangkut lukisan menggunakan truk sekitar pukul 01.00, Selasa, 31 Mei 2016. Mereka datang setelah menerima aduan dari organisasi masyarakat bernama Laskar Kalimosodo Kraton Yogyakarta.
Laskar Kalimosodo merupakan organisasi masyarakat yang bergabung dengan Angkatan Muda Forum Ukhuwah Islamiyah atau FUI. Setidaknya ada 25 orang anggota Ormas Kalimosodo yang mendatangi galeri itu sebelum polisi datang.
Penyelenggara pameran seni bertajuk Idolisasi dan Ikonisasi Ngepop, Devie Triasari, mengatakan polisi membawa sembilan lukisan tanpa menunjukkan surat tugas. Mereka juga menanyai seniman yang pameran dan orang yang mengontrak Galeri IAM di Kantor Polsek Kraton. “Mereka salah sasaran karena di IAM tidak ada acara sarasehan LGBT,” kata Devie, Selasa, 31 Mei 2016.
Wakil Kepala Polisi Sektor Kraton, MPY. Russi, mengatakan polisi datang ke lokasi pameran setelah ada laporan dari tokoh masyarakat dan tokoh agama ihwal beredarnya informasi sarasehan LGBT di media sosial.
Baca Juga:
Satu di antara pelapor, kata dia, adalah Kalimosodo. Polisi juga mendapatkan informasi bahwa lokasi yang menjadi tempat pameran bekas ialah tempat kontrakan komunitas LGBT yang mengadakan sarasehan.
Polisi, kata MPY.Russi, membawa lukisan ke kantor Polsek Kraton dengan alasan mengamankan agar lukisan tidak dirusak dan meredam emosi masyarakat. Pada Selasa sore, polisi mengembalikan lukisan ke Galeri IAM dengan mengajak seniman untuk mengangkut karya mereka. Sejumlah polisi mengawal truk yang membawa lukisan ke galeri. “Kami amankan lukisan bitu untuk meredam sementara agar tidak menyulut emosi,”kata dia.
Ketua Laskar Kaliomosodo Kraton Yogyakarta, Andi Musyarif, mengatakan ia bersama anggota laskar itu mendatangi Galeri IAM setelah mendapat informasi tentang sarasehan LGBT di media sosial. Informasi itu mereka dapatkan dari FUI. “Kami mengecek setelah dapat informasi sarasehan LGBT di medsos,” kata Andi.
SHINTA MAHARANI