TEMPO.CO, Jakarta - Nada bicara dan suara wanita itu terdengar lembut dan santun. Siapa nyana ia adalah seorang hakim.
Pada 2013 hingga Februari 2016, wanita pemilik nama lengkap Berlinda Ursula Mayor ini menduduki jabatan Kepala Pengadilan Negeri Wamena. “Padahal cita-cita saya dulu jadi perawat,” ujarnya kepada Tempo.
Meski begitu, dunia hukum bukanlah hal baru bagi wanita 41 tahun ini. Almarhum ayahnya, Efraim Mayor, adalah putra asli Papua pertama yang menjadi hakim di Indonesia. “Meskipun dia tak pernah meminta saya terjun ke dunia hukum, dialah inspirator saya.”
Setelah lulus sebagai sarjana hukum dari Universitas Merdeka, Malang, Jawa Timur, Linda mendaftar sebagai calon hakim di Pengadilan Negeri Sorong pada 1999. Hingga kini, kariernya terus menanjak. Mulai Maret lalu, dia mendapat penugasan untuk menjadi hakim anggota di Pengadilan Negeri Manado. “Memang saya punya cita-cita bertugas di lima pulau besar di Indonesia.”
Berpindah-pindah daerah adalah risiko yang harus ditanggung Linda karena profesi yang digelutinya. Ibu dari sepasang putri kembar ini terpaksa hanya bisa bertemu sebulan sekali dengan suami yang seorang pegawai negeri di Kabupaten Mimika, Papua. Adapun kedua anaknya ikut dia berpindah tugas. “Ayah saya sudah mengingatkan risiko ini. Tapi, karena tekad saya sudah bulat, maka saya harus menjalani tugas dengan ikhlas.”
Kecintaannya terhadap keluarga membuat Linda kerap terenyuh ketika harus menangani perkara perceraian. “Sebagai hakim, saya tentu harus bersikap adil, ada di tengah-tengah,” katanya. Namun setiap menangani masalah perceraian, dia selalu mengupayakan agar para pasangan itu bisa kembali berdamai. “Saya mengutamakan perdamaian supaya keluarga mereka bisa diselamatkan.”
Di luar itu, Linda juga pernah menangani kasus-kasus yang mendapat perhatian luas masyarakat. Beberapa kali Linda mendapat ancaman dari penelepon gelap terkait dengan aneka perkara yang tengah dia tangani. Namun itu tak menyiutkan nyalinya. “Ini juga risiko, tapi saya percaya bahwa tugas yang saya emban adalah misi mulia.”
PRAGA UTAMA | MAJALAH TEMPO Edisi 18 April 2016